Pihak sekolah meminta tiap pasangan untuk menyiapkan lagu untuk dinyanyikan di YGacademy.
"Ahhh aku tidak tau harus bernyanyi apa!"
"Memang kau bisa bernyanyi?" Ledek ku pada Jiyong.
"Hah? Jangan bilang kalau kau tidak tau."
"T-Tau apa?" Aku menatap nya dengan bingung.
"Kau benar-benar tidak tau? Aku dan TOP dijuluki master rapper di sekolah ini?"
"TOP? TOP disekolah ini? S-Siapa?"
"TOP itu Seunghyun, Seunghyun!" Jiyong menekan nada bicaranya.
"Hoooo, jadi TOP yang sering ku dengar itu Seunghyun oppa? Loh, bukannya TOP sering berduet rap dengan GD ya?"
Jiyong merespon pertanyaan ku dengan tersenyum nakal.
"HOH! Y-Ya! J-Jangan bilang kalau kau ini...."
"G-Dragon?" Lag-lagi dia mengeluarkan senyum nya.
"Jadi kau ini G-Dragon? Aigooooo" Aku memukul kepala ku keras.
"Wae? Sepertinya kau shock sekali."
"Selama ini aku kagum dengan skill rap G-Dragon, ternyata..... GD itu kau, si pabo?" Aku tertawa.
"Yaaaaa.... Kenapa kau senang sekali memanggil ku pabo?"
"Aniii tidak apa. Jadi? Mau menyanyikan lagu apa?"
"Lagu yang kuciptakan mau?" Jiyong mengeluarkan HPnya.
"Hah? Lagu apa?" Aku mendengar lagu yang diciptakan Jiyong.
"Hooo, heartbreaker hah? Untuk Sandara?" Godaku.
"Heissss kau ini malah menggodaku. Mau tidak?"
Akupun memulai latihanku dengan Jiyong si pabo ini...
YG.academy
"Aigooo, sepertinya seminggu terasa cepat sekali." Dara berjalan ke arahku.
"Ne... Tidak terasa ya sudah waktunya berkompetisi." Jawabku.
"Hm, banyak peserta dari sekolah lain juga, aigo aku grogi sekali." Bom menghampiriku.
Aku, Sandara dan Bom yang sudah dengan pakaian kami masing-masing berbincang-bincang di backstage.
Jiyong, Seunghyun oppa dan Taeyang menghampiri kami bertiga.
"Bom..!"
"Ah, Seunghyun. Aigo kemana saja kau, aku grogi sekaliiiii."
"Aniii tidak apa, kau sangat cantik hari ini. Ah...."
"Ne? Ada apa?"
Aku melihat Seunghyun oppa membersihkan sesuatu yang menempel di wajah Bom.
Seunghyun oppa mengelus pipi Bom, mereka terlihat sangat serasi.
"Ya... Kalian ini malah berpacaran disini."
"Ssttt Taeyang jangan menggoda mereka begitu." Tegur Dara.
Aku tiba-tiba merasa badanku bergetar, sedih, emosi, kecewa semua menjadi satu.
Ah, Seunghyun oppa cinta pertamaku bermesraan dengan wanita lain di hadapanku.
"Chae rinnnnnn." Jiyong memelukku sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa.
"H-Ho?! Y-Ya kalian berpacaran?!" Dara terkejut melihat Jiyong memelukku.
"Aniii, kami hanya sahabat. Caooo." Jiyong membawa ku pergi.
"YA! Apa-apaan kau memeluk ku begitu?! Pabo!" Aku memukul si pabo itu.
"Sakit! Ya! Aku ini kan hanya menolongmu!"
"Menolong atau mencari kesempatan?! Pabo!"
"Ya! Sudahlah kau mau meributkan masalah tadi atau mau bersiap-siap sebentar lagi giliran kita!" Jiyong membentakku.
Aku duduk menghela nafas ku lalu memukul kepala ku sendiri.
"Hahhhhh, pabopabopabopabopabo!"
"Y-Ya, jangan memukul kepala mu begitu, pabo!" Jiyong memegang tanganku.
"Ne. Aku ini memang pabo, lalu kenapa?!"
"K-Kenapa kau jadi marah-marah kepadaku?!"
"Aku kesal kau sembarangan memeluk ku seperti tadi! Pabo!"
"Ya! Aku hanya menolongmu!"
"Menolong apa?!"
"A-Aku tidak ingin melihat mu menangis karena Seunghyun tau?!"
Kata-kata Jiyong barusan membuat ku diam tidak bisa menjawab apa-apa.
Aku hanya bisa mengambil nafas lalu mengeluarkannya berkali-kali sampai aku tenang.
"M-Mianhae.. Aku hanya tidak mau melihatmu menangis, itu saja! K-K-Ka..." Jiyong terbata-bata.
"Karena kau ini temanku..."
Selesai Jiyong mengucapkan kata-kata itu aku berlari ke dalam pelukan Jiyong.
Aku menangis dalam pelukannya.
Jiyong tidak marah, ia membalas pelukanku.
"Huaaaa, rasanya sakit sekali melihat Seunghyun oppa bersama Bom!"
"N-ne.. Aku tau, menangislah sampai kau puas."
"Tidak apa-apa memangnya?" Aku berkata sambil melanjutkan tangisku.
"Tentu saja tidak apa-apa. Kau kan temanku, pabo."
"Huaaaaaaaaaaaaaaa....!!" Aku menangis semakin keras.
"Y-Ya, jangan menangis sekeras itu nanti orang mengira aku menyakitimu tau?"
"Kau memang menyakitiku. Huaaaaaaaaa...!!"
"Menyakiti? Aku melakukan apa?" Tanya Jiyong si pabo itu dengan polos.
"Kau mengatai ku pabo, kau yang pabo!"
"Heissss kau ini menangis saja masih bisa mengatai ku." Jiyong tertawa lalu memeluk ku semakin erat.
CHAE RIN! JIYONG! CHAE RIN! JIYONG! Semarak suara penonton sudah memanggil-manggil nama kami berdua.
"Ya sudah jangan menangis lagi, sudah giliran kita. Mau menangis sampai kapan?" Jiyong melepas pelukannya.
"Heisssss bagaimana aku mau tampil percaya diri? Lihat mataku merah!"
"Heissss ketinggalan jaman sekali kau. Tidak pernah dengar yang namanya kacamata hitam?" Jiyong meminjami ku satu dari koleksi kacamatanya.
Aku memakainya lalu mengambil nada suara ku dan melangkahkan kaki ku menuju panggung.
"Ah! Ngomong-ngomong Chae rin..." Jiyong berkata sambil melangkah mundur didepanku..
"Wae?"
"Kau hari ini sangat seksi... Hahahaha!!" Jiyong berlari.
"Hah?" Aku melihat pakaianku. "Heisss!! YA! PABO! GENIT KAU!" Aku mengejar nya ke arah panggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar