5/12/2011

Friends part 5

Aku dan si pabo itu berlarian sambil tertawa-tawa ke lapangan.
Sampai di lapangan aku dan Jiyong menyelip gerombolan murid-murid yang sudah disana terlebih dulu.


Aku disusul Jiyong dibelakang ku melihat hasil voting itu.
Dan hasilnya....


"AAAAAAA!!!!!!!" Teriakku dan Jiyong bersamaan.




Berdasarkan hasil voting dari seluruh murid-murid YGschool,
3 kelompok yang akan mewakili sekolah ini mengikuti YGacademy competition adalah:


Sandara Park & Do Young Bae


 


Seung Hyun & Park Bom


 


Lee Chae Rin & Ji Yong


 


"AAAAAA!!!!" Teriakku masih berlanjut sedangkan Jiyong menatapku terus menerus.


"Y-YA! Sudah jangan teriak lagi!"


"Aigo! Apa-apaan mereka memilihku berpasangan dengan si pabo ini?!"


"Ya! Jangan bilang aku ini pabo lagi!" Jiyong menarik ku keluar dari kerumunan itu.


Aku duduk di pinggir lapangan sambil menguncir rambut ku keatas.
Jiyong yang juga masih shock dengan hasil voting itu.


"Chae rin!" Sandara dan Bom menghampiriku.


"Ah, D-Dara, Bom." Aku berdiri.


"Kau sudah lihat hasil votingnya?" Dara bertanya.


Aku melihat ke arah Jiyong lalu menganggukan kepalaku.


"Ya, kau bisa berpasangan dengan Jiyong, kebetulan sekali ya?" Dara tertawa.


"Aigo jangan tertawa. Mimpi buruk aku bsia berpasangan dengan si pabo ini." 


"Heissss..." Jiyong menghela nafas mendengar perkataanku.


"Ya, Bom kenapa diam saja? Ah, yang senang karena berpasangan dengan Seughyun." Dara meledek Bom yang wajah nya memerah.


"Ne?" Aku memasang wajah kebingungan.


"Bom ini sudah lama suka dengan Seunghyun tapi tidak berani mengatakannya, pabo. Padahal Seunghyun juga menyukai nya"


"Ya... Aku malu tau?" Bom tersenyum malu.


Aku seperti mau pingsan rasanya saat aku tau kalau Bom dan Seunghyun oppa saling menyukai.
Itu berarti aku bertepuk sebelah tangan kan?


Jiyong sepertinya menyadari perubahan ekspresi ku. Ia berjalan mendekatiku.


"Ya Chae rin, ayo ke perpusatakaan. Kau bilang mau pinjam buku."


"Hah?" Aku masih kebingungan.


"Heissss si pabo ini, ayo." Jiyong menarik tanganku.


Jiyong membawaku ke perpustakaan yang tidak terlalu ramai.
Hanya ada beberapa murid yang sedang asik dengan bacaannya disana.


"Y-Ya, kenapa membawa ku kesini? Pabo." Aku tertawa, tertawa pahit.


"Memang kau masih mau disana?"


Aku menggelengkan kepala ku lalu menunduk.
Mencoba menahan airmata yang rasanya sudah ingin keluar dari mataku.


"Heissss, kau ini jagoan berani menonjok wajahku tapi cuma karena hal begitu sudah mau menangis." Jiyong duduk didepanku.


Aku menyembunyikan wajah ku dari Jiyong yang berusaha mencuri-curi melihat wajahku.


"Ya, cengeng."


"Jangan mengejekku begitu....." Aku memukul kepala Jiyong pelan.


"Ahhhh, kau ini menangis saja bisa menyakiti ku."


"Pabo." Ucapku sinis membelakangi nya.


"Ya, jangan menangis. Cengeng."


"Yaaa, jangan mengejekku terus. Aku sedang patah hati."


"Lembek sekali." Jiyong terus mengejekku.


"Heissss!" Aku memukulnya.


"Ya! Jangan memukul ku. Sudah lah jangan menangis."


"kau kan tidak merasakan yang aku rasakan sekarang, pabo."


"Enak saja. Aku ini tau kalau Sandara menyukai sahabatku sendiri, Taeyang itu."


Aku yang sedang menangis melihat ke arah Jiyong.
Jiyong menepuk bangku disebelahnya menyuruhku duduk disebelahnya.


"Hah? Kau tau?" Aku duduk disebelahnya.


"Tentu saja aku tau, dia kan sahabat ku."


Aku terdiam lalu menundukan kepala ku lagi.


"Sudah jangan menangis pabo. Bagaimana kita bisa berlomba kalau kau lembek begini?"


Jiyong memberikan sapu tangannya kepadaku.
Aku mengambil sapu tangan itu lalu menge-lap air mata ku.


"Ah, sakit sekali rasanya bertepuk sebelah tangan." Aku menghela nafasku.


"Lebih sakit tonjokan mu waktu itu tau." Jiyong tertawa.


"Heisss, kau mau ku tonjok lagi?" Aku mengepalkan tanganku.


"Y-Ya, aniiii. Sakit tau."


"Yasudah jangan mengejekku."


"Yasudah makanya jangan menangis lagi. Jagoan kok menangis cuma karena hal seperti itu."


Aku tertawa kecil lalu menatap Jiyong.


"Gomawo..." Ucapku.


Jiyong tidak menjawab.


"Ya, ku bilang gomawo. Dengar tidak?"


"N-Ne... Kalau begitu sekarang kita bukan musuh lagi ya."


"Ah, aku masih ingin memukul mu sebenarnya." Aku dan Jiyong tertawa.


"Aigo jangan begitu Chae rin."


"Ne, ne. Kita teman." Aku tertawa.


Jiyong mengacungkan kelingking nya kepadaku.
Aku tersenyum lalu membalas nya dengan menyilangkan kelingkingku dengan kelingkingnya.


"Hahhhhh, jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"


"Ya tentu saja latihan pabo." Jawabku.


"Maksudku latihan apa temanku yang pabo hahaha."


"Oh mau berkelahi lagi kau hah?" Aku menjewer telinga Jiyong.


"Aaaaaaaa!!! Lepas lepas lepas, sakitttt!"


"Cengeng sekali kau ini."


"Tenaga mu itu sudah seperti tenaga baja tau?" 


"Oh benar-benar ingin berkelahi kau hah? Sini kau!" Aku mengejar Jiyong.


Jiyong berlari keluar dari perpusatakaan, aku mengejar nya sambil tertawa-tawa.
Ahh, sepertinya sekarang aku harus lebih menghabiskan waktu ku dengan si pabo ini...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar