5/12/2011

Friends part 6

Aku dan Jiyong pabo berlatih untuk kompetisi YGacademy yang diadakan minggu depan.
Pihak sekolah meminta tiap pasangan untuk menyiapkan lagu untuk dinyanyikan di YGacademy.

"Ahhh aku tidak tau harus bernyanyi apa!"

"Memang kau bisa bernyanyi?" Ledek ku pada Jiyong.

"Hah? Jangan bilang kalau kau tidak tau."

"T-Tau apa?" Aku menatap nya dengan bingung.

"Kau benar-benar tidak tau? Aku dan TOP dijuluki master rapper di sekolah ini?"

"TOP? TOP disekolah ini? S-Siapa?"

"TOP itu Seunghyun, Seunghyun!" Jiyong menekan nada bicaranya.

"Hoooo, jadi TOP yang sering ku dengar itu Seunghyun oppa? Loh, bukannya TOP sering berduet rap dengan GD ya?"

Jiyong merespon pertanyaan ku dengan tersenyum nakal.

"HOH! Y-Ya! J-Jangan bilang kalau kau ini...."

"G-Dragon?" Lag-lagi dia mengeluarkan senyum nya.

"Jadi kau ini G-Dragon? Aigooooo" Aku memukul kepala ku keras.

"Wae? Sepertinya kau shock sekali."

"Selama ini aku kagum dengan skill rap G-Dragon, ternyata..... GD itu kau, si pabo?" Aku tertawa.

"Yaaaaa.... Kenapa kau senang sekali memanggil ku pabo?"

"Aniii tidak apa. Jadi? Mau menyanyikan lagu apa?"

"Lagu yang kuciptakan mau?" Jiyong mengeluarkan HPnya.

"Hah? Lagu apa?" Aku mendengar lagu yang diciptakan Jiyong.

"Hooo, heartbreaker hah? Untuk Sandara?" Godaku.

"Heissss kau ini malah menggodaku. Mau tidak?"

Akupun memulai latihanku dengan Jiyong si pabo ini...

YG.academy

"Aigooo, sepertinya seminggu terasa cepat sekali." Dara berjalan ke arahku.

"Ne... Tidak terasa ya sudah waktunya berkompetisi." Jawabku.

"Hm, banyak peserta dari sekolah lain juga, aigo aku grogi sekali." Bom menghampiriku.

Aku, Sandara dan Bom yang sudah dengan pakaian kami masing-masing berbincang-bincang di backstage.
Jiyong, Seunghyun oppa dan Taeyang menghampiri kami bertiga.

"Bom..!"

"Ah, Seunghyun. Aigo kemana saja kau, aku grogi sekaliiiii."

"Aniii tidak apa, kau sangat cantik hari ini. Ah...."

"Ne? Ada apa?"

Aku melihat Seunghyun oppa membersihkan sesuatu yang menempel di wajah Bom.
Seunghyun oppa mengelus pipi Bom, mereka terlihat sangat serasi.

"Ya... Kalian ini malah berpacaran disini."

"Ssttt Taeyang jangan menggoda mereka begitu." Tegur Dara.

Aku tiba-tiba merasa badanku bergetar, sedih, emosi, kecewa semua menjadi satu.
Ah, Seunghyun oppa cinta pertamaku bermesraan dengan wanita lain di hadapanku.

"Chae rinnnnnn." Jiyong memelukku sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa.

"H-Ho?! Y-Ya kalian berpacaran?!" Dara terkejut melihat Jiyong memelukku.

"Aniii, kami hanya sahabat. Caooo." Jiyong membawa ku pergi.

"YA! Apa-apaan kau memeluk ku begitu?! Pabo!" Aku memukul si pabo itu.

"Sakit! Ya! Aku ini kan hanya menolongmu!"

"Menolong atau mencari kesempatan?! Pabo!"

"Ya! Sudahlah kau mau meributkan masalah tadi atau mau bersiap-siap sebentar lagi giliran kita!" Jiyong membentakku.

Aku duduk menghela nafas ku lalu memukul kepala ku sendiri.

"Hahhhhh, pabopabopabopabopabo!" 

"Y-Ya, jangan memukul kepala mu begitu, pabo!" Jiyong memegang tanganku.

"Ne. Aku ini memang pabo, lalu kenapa?!"

"K-Kenapa kau jadi marah-marah kepadaku?!"

"Aku kesal kau sembarangan memeluk ku seperti tadi! Pabo!"

"Ya! Aku hanya menolongmu!"

"Menolong apa?!"

"A-Aku tidak ingin melihat mu menangis karena Seunghyun tau?!" 

Kata-kata Jiyong barusan membuat ku diam tidak bisa menjawab apa-apa.
Aku hanya bisa mengambil nafas lalu mengeluarkannya berkali-kali sampai aku tenang.

"M-Mianhae.. Aku hanya tidak mau melihatmu menangis, itu saja! K-K-Ka..." Jiyong terbata-bata.

"Karena kau ini temanku..."

Selesai Jiyong mengucapkan kata-kata itu aku berlari ke dalam pelukan Jiyong.
Aku menangis dalam pelukannya.
Jiyong tidak marah, ia membalas pelukanku.

"Huaaaa, rasanya sakit sekali melihat Seunghyun oppa bersama Bom!"

"N-ne.. Aku tau, menangislah sampai kau puas."

"Tidak apa-apa memangnya?" Aku berkata sambil melanjutkan tangisku.

"Tentu saja tidak apa-apa. Kau kan temanku,  pabo."

"Huaaaaaaaaaaaaaaa....!!" Aku menangis semakin keras.

"Y-Ya, jangan menangis sekeras itu nanti orang mengira aku menyakitimu tau?"

"Kau memang menyakitiku. Huaaaaaaaaa...!!" 

"Menyakiti? Aku melakukan apa?" Tanya Jiyong si pabo itu dengan polos.

"Kau mengatai ku pabo, kau yang pabo!"

"Heissss kau ini menangis saja masih bisa mengatai ku." Jiyong tertawa lalu memeluk ku semakin erat.

CHAE RIN! JIYONG! CHAE RIN! JIYONG! Semarak suara penonton sudah memanggil-manggil nama kami berdua.

"Ya sudah jangan menangis lagi, sudah giliran kita. Mau menangis sampai kapan?" Jiyong melepas pelukannya.

"Heisssss bagaimana aku mau tampil percaya diri? Lihat mataku merah!"

"Heissss ketinggalan jaman sekali kau. Tidak pernah dengar yang namanya kacamata hitam?" Jiyong meminjami ku satu dari koleksi kacamatanya.

Aku memakainya lalu mengambil nada suara ku dan melangkahkan kaki ku menuju panggung.

"Ah! Ngomong-ngomong Chae rin..." Jiyong berkata sambil melangkah mundur didepanku..

"Wae?"

"Kau hari ini sangat seksi... Hahahaha!!" Jiyong berlari.

"Hah?" Aku melihat pakaianku. "Heisss!! YA! PABO! GENIT KAU!" Aku mengejar nya ke arah panggung.




Friends part 5

Aku dan si pabo itu berlarian sambil tertawa-tawa ke lapangan.
Sampai di lapangan aku dan Jiyong menyelip gerombolan murid-murid yang sudah disana terlebih dulu.


Aku disusul Jiyong dibelakang ku melihat hasil voting itu.
Dan hasilnya....


"AAAAAAA!!!!!!!" Teriakku dan Jiyong bersamaan.




Berdasarkan hasil voting dari seluruh murid-murid YGschool,
3 kelompok yang akan mewakili sekolah ini mengikuti YGacademy competition adalah:


Sandara Park & Do Young Bae


 


Seung Hyun & Park Bom


 


Lee Chae Rin & Ji Yong


 


"AAAAAA!!!!" Teriakku masih berlanjut sedangkan Jiyong menatapku terus menerus.


"Y-YA! Sudah jangan teriak lagi!"


"Aigo! Apa-apaan mereka memilihku berpasangan dengan si pabo ini?!"


"Ya! Jangan bilang aku ini pabo lagi!" Jiyong menarik ku keluar dari kerumunan itu.


Aku duduk di pinggir lapangan sambil menguncir rambut ku keatas.
Jiyong yang juga masih shock dengan hasil voting itu.


"Chae rin!" Sandara dan Bom menghampiriku.


"Ah, D-Dara, Bom." Aku berdiri.


"Kau sudah lihat hasil votingnya?" Dara bertanya.


Aku melihat ke arah Jiyong lalu menganggukan kepalaku.


"Ya, kau bisa berpasangan dengan Jiyong, kebetulan sekali ya?" Dara tertawa.


"Aigo jangan tertawa. Mimpi buruk aku bsia berpasangan dengan si pabo ini." 


"Heissss..." Jiyong menghela nafas mendengar perkataanku.


"Ya, Bom kenapa diam saja? Ah, yang senang karena berpasangan dengan Seughyun." Dara meledek Bom yang wajah nya memerah.


"Ne?" Aku memasang wajah kebingungan.


"Bom ini sudah lama suka dengan Seunghyun tapi tidak berani mengatakannya, pabo. Padahal Seunghyun juga menyukai nya"


"Ya... Aku malu tau?" Bom tersenyum malu.


Aku seperti mau pingsan rasanya saat aku tau kalau Bom dan Seunghyun oppa saling menyukai.
Itu berarti aku bertepuk sebelah tangan kan?


Jiyong sepertinya menyadari perubahan ekspresi ku. Ia berjalan mendekatiku.


"Ya Chae rin, ayo ke perpusatakaan. Kau bilang mau pinjam buku."


"Hah?" Aku masih kebingungan.


"Heissss si pabo ini, ayo." Jiyong menarik tanganku.


Jiyong membawaku ke perpustakaan yang tidak terlalu ramai.
Hanya ada beberapa murid yang sedang asik dengan bacaannya disana.


"Y-Ya, kenapa membawa ku kesini? Pabo." Aku tertawa, tertawa pahit.


"Memang kau masih mau disana?"


Aku menggelengkan kepala ku lalu menunduk.
Mencoba menahan airmata yang rasanya sudah ingin keluar dari mataku.


"Heissss, kau ini jagoan berani menonjok wajahku tapi cuma karena hal begitu sudah mau menangis." Jiyong duduk didepanku.


Aku menyembunyikan wajah ku dari Jiyong yang berusaha mencuri-curi melihat wajahku.


"Ya, cengeng."


"Jangan mengejekku begitu....." Aku memukul kepala Jiyong pelan.


"Ahhhh, kau ini menangis saja bisa menyakiti ku."


"Pabo." Ucapku sinis membelakangi nya.


"Ya, jangan menangis. Cengeng."


"Yaaa, jangan mengejekku terus. Aku sedang patah hati."


"Lembek sekali." Jiyong terus mengejekku.


"Heissss!" Aku memukulnya.


"Ya! Jangan memukul ku. Sudah lah jangan menangis."


"kau kan tidak merasakan yang aku rasakan sekarang, pabo."


"Enak saja. Aku ini tau kalau Sandara menyukai sahabatku sendiri, Taeyang itu."


Aku yang sedang menangis melihat ke arah Jiyong.
Jiyong menepuk bangku disebelahnya menyuruhku duduk disebelahnya.


"Hah? Kau tau?" Aku duduk disebelahnya.


"Tentu saja aku tau, dia kan sahabat ku."


Aku terdiam lalu menundukan kepala ku lagi.


"Sudah jangan menangis pabo. Bagaimana kita bisa berlomba kalau kau lembek begini?"


Jiyong memberikan sapu tangannya kepadaku.
Aku mengambil sapu tangan itu lalu menge-lap air mata ku.


"Ah, sakit sekali rasanya bertepuk sebelah tangan." Aku menghela nafasku.


"Lebih sakit tonjokan mu waktu itu tau." Jiyong tertawa.


"Heisss, kau mau ku tonjok lagi?" Aku mengepalkan tanganku.


"Y-Ya, aniiii. Sakit tau."


"Yasudah jangan mengejekku."


"Yasudah makanya jangan menangis lagi. Jagoan kok menangis cuma karena hal seperti itu."


Aku tertawa kecil lalu menatap Jiyong.


"Gomawo..." Ucapku.


Jiyong tidak menjawab.


"Ya, ku bilang gomawo. Dengar tidak?"


"N-Ne... Kalau begitu sekarang kita bukan musuh lagi ya."


"Ah, aku masih ingin memukul mu sebenarnya." Aku dan Jiyong tertawa.


"Aigo jangan begitu Chae rin."


"Ne, ne. Kita teman." Aku tertawa.


Jiyong mengacungkan kelingking nya kepadaku.
Aku tersenyum lalu membalas nya dengan menyilangkan kelingkingku dengan kelingkingnya.


"Hahhhhh, jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"


"Ya tentu saja latihan pabo." Jawabku.


"Maksudku latihan apa temanku yang pabo hahaha."


"Oh mau berkelahi lagi kau hah?" Aku menjewer telinga Jiyong.


"Aaaaaaaa!!! Lepas lepas lepas, sakitttt!"


"Cengeng sekali kau ini."


"Tenaga mu itu sudah seperti tenaga baja tau?" 


"Oh benar-benar ingin berkelahi kau hah? Sini kau!" Aku mengejar Jiyong.


Jiyong berlari keluar dari perpusatakaan, aku mengejar nya sambil tertawa-tawa.
Ahh, sepertinya sekarang aku harus lebih menghabiskan waktu ku dengan si pabo ini...







Friends part 4

Tidak seperti biasanya, hari ini pagi-pagi sekali aku sudah berangkat ke sekolah.
Baru aku memasuki gerbang sekolah, aku sudah melihat segerombolan murid yang mengerumuni papan pengumuman.


Aku penasaran, aku pun ikut melihat pengumuman yang ditempel.




SELECTION OF SCHOOL COUPLE!


DARI SELURUH HASIL VOTING NAMA YANG SUDAH DITERIMA PIHAK SEKOLAH TELAH TERPILIH 3 SISWI DAN 3 SISWA.


VOTING TAHAP 2 AKAN DILAKUKAN UNTUK MEMBUAT 3 KELOMPOK YANG MASING-MASING TERDIRI 2 ORANG YAITU 1 SISWA DAN 1 SISWI.


3 PASANGAN YANG NANTI SUDAH TERBENTUK AKAN DIIKUTSERTAKAN MENGIKUTI KOMPETISI DI YG ACADEMY MINGGU DEPAN.


BERIKUT NAMA-NAMA SISWA SISWI YANG SUDAH TERPILIH :


SISWA : -SEUNG HYUN.
        -KWON JI YONG.
        -DO YOUNG BAE


SISWI : -SANDARA PARK.
        -PARK BOM.
        
Aku membaca pengumuman itu dengan sangat serius.
HOH! Seunghyun oppa terpilih?! 
Pasti yang memilihnya itu siswi-siswi, karena wajahnya yang tampan.


Aku membaca daftar siswi yang terpilih...
Sandara, Bom, dan....


Lee Chae Rin.


L-L-L-L-LEE CHAE RIN?! AKU?!
Aku membaca nya berulang-ulang, berharap aku salah membaca pengumuman itu.


Aigooo.. Ternyata nama ku benar-benar terpajang di sana.
Aku menyelip keluar dari gerombolan itu bermaksud mencari Sandara.


BRUKKKK! Aku menabrak seseorang.


"HAH! Mianhae!" Aku mengambil tasku yang terjatuh.


"Tidak apa.." Aku mendengar suara berat yang sangat ku kenal.


"S-S-S-Seunghyun oppa?"


"Ne.. Kau sudah membaca pengumuman disana?"


"Ne..." Aku menggaruk-garuk kepala ku.


"Terkejut ya? Aku pun terkejut saat melihat nama mu disana." Oppa tertawa.


Aku tidak menjawab. Aku hanya menundukan kepalaku sambil tertawa kecil.


"Ahhh kali ini aku berpasangan dengan siapa ya.."


"P-P-Pasangan?" Tanyaku.


"Ne.. Nanti semua murid yang tidak terpilih akan mengikuti voting memilih pasangan dari kita ber-enam."


HOOO?! Pasangan?! Aku ingin berpasangan dengan Seunghyun oppa!
ARGHHH rasa nya aku ingin melompat-lompat saat itu juga.


"Mungkin aku bisa berpasangan dengan Sandara, Bom... Atau mungkin aku bisa berpasangan denganmu..." Oppa mengelus kepalaku lalu meninggalkanku.


Aku melihat Seunghyun oppa yang sudah berjalan jauh.
Aku membalikan badanku lalu...


"YESSS!!!" Aku berteriak.


"Aigo! Jangan berteriak disebelahku!"


Aku melihat orang yang menegurku.


"KAUUU?!!" Aku dan Jiyong berteriak hampir bersamaan.


"Heiss, pagi-pagi aku sudah harus bertemu denganmu, pabo..." Ucapku pelan.


"Diam kau pabo!" Jiyong membentakku pelan.


"Heissss bilang apa kau?!" Aku menarik kerah seragam Jiyong.


"Y-Ya! Lepas! Heissss kasar sekali kau jadi perempuan."


Aku menjulurkan lidah ku ke arah Jiyong, meledeknya.


"Kau sudah lihat pengumuman?" Tanyaku.


"Sudah. Murid baru sudah bisa ikut, hebat juga." Jiyong tersenyum meremehkanku.


"Ah, aku tidak tertarik sebenarnya. Aku hanya tertarik dengan Seunghyun oppa." Aku berjalan menuju kelas bersama si pabo ini.


"Aku juga. Aku hanya tertarik karena Sandara juga terpilih."


"Ya, segitu nya kau menyukai Sandara?"


"Ne... Sandara itu cantik... Manis.... Seperti malaikat...."


Aku melihat wajah Jiyong yang menghayal sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Aku mengerutkan wajahku memandanganya dengan tatapan geli.


"Hishhhh, pabo." Ucapku melangkahkan kakiku.


"Y-Y-Ya....!  Enak saja kau pabo pabo."


"Memang kau pabo kan? Pabo pabo pabo!" Aku berlari meninggalkan Jiyong.


"YA!!" Jiyong mengejar ku.


Aku dan Jiyong masuk ke dalam kelas yang belum begitu ramai.
Aku ku duduk di sebelah Minzy, tidak peduli kalau itu tempat si pabo.
Sepertinya Jiyong mengalah padaku, dia duduk di bangku kosong lainnya, aku tertawa kecil.


"Chae rin, aku lihat sepertinya kau akrab dengan Jiyong ya?"


"Y-Ya, jangan memandang ku begitua aigoo. Aku tidak akrab dengannya."


Minzy tertawa lalu membaca majalah yang ada di tangannya.


"Ya Minzy, kau tau Seunghyun oppa?"


"Hm, ketua OSIS itu kan? Ne, aku tau.. Wae?"


"Sepertinya aku menyukai nya." Aku tersenyum lebar.


"Wae?! K-Kau menyukai Seunghyun oppa?!"


"Sstttt! Jangan kencang-kencang begitu dong! Aigoooo." Aku melihat kesekeliling kelas, memastikan tidak ada yang mendengar.


Sepertinya tidak ada yang mendengar teriakan Minzy tadi, kecuali....
Heiss si pabo itu seperti menertawaiku dari jauh.


Aku menggumpalkan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai lalu melemparnya ke arah si pabo itu.


"Ketawa apa kau?!" Bentakku.


"A-Aniiii!" Jiyong menutupi wajah nya dengan buku di tangannya, menahan tawa.


Heissssss si pabo ini. Batinku gemas.


"Ne, aku menyukai nya.." Aku melanjutkan pembicaraan ku dengan Minzy.


"Wah, semoga kau bisa berpasangan dengan nya nanti."


"Ne..." Aku tertawa, "Ohiya, YG academy itu apa ya?" Aku melanjutkan.


"YG Academy itu perusahaan besar yang mengadakan kerja sama dengan sekolah ini. Di festival nanti pasangan yang terpilih di adu kekompakannya."


"Lomba? Lomba apa saja?"


"Hm, tidak tau. Masih dirahasiakan."


"Tahun lalu Seunghyun oppa ikut?"


"Semua kandidat nya sama seperti tahun lalu, hanya saja tahun ini kau yang masuk."


"Memang dulu siapa?" Tanya ku lagi.


"Dulu yang terpilih aku, heisss untunglah aku tidak terpilih lagi. Aku tidak tertarik dengan kompetisi macam itu." Minzy berkata sambil menutup majalahnya.


Aku menganggukan kepala ku seiring dengan berbunyi nya bel tanda masuk.
Guru pelajaran pertama masuk ke dalam kelas kami lalu memulai pelajaran.


"YA! Chae rin!" Minzy berlari menghampiri ku saat sedang jam istirahat.


"Hm?" Aku memegang lolipop di mulutku.


"H-H-H..."


"Jangan ngos-ngosan begitu. Ada apa?" Aku tertawa.


"H-Hasil pemilihan nya sudah keluar!"


"Wae? Pemilihan pasangan YG academy?!" 


"N-N-Ne..!"


"Dimana? Aku berpasangan dengan siapa?!" Tanyaku tidak sabar.


"Aku tidak tau, terlalu ramai aku tidak bisa melihat. Ada di lapangan sana."


"Ah, gomawo.." Aku meninggalkan Minzy.


Baru aku mau berlari ke lapangan, lagi-lagi aku menabrak seseorang.


BRUKKK!


"YA! Hati-hati!" Aku berteriak.


"Kau yang hati-hati!" Aku melihat orang yang kutabrak.


"HAH?! KAU LAGI? Aigo aku bosan sekali melihatmu terus." Aku memukul dahi ku saat aku melihat Jiyong.


"Ya! Kau pikir aku tidak bosan?!"


"Kenapa tidak sekali-kali Seunghyun oppa yang kutabrak? Aigo kenapa harus si pabo ini lagi."


"Heisss apa maksudmu?!" Jiyong menjitak kepalaku.


"Jangan menjitakku pabo!" Aku membalas jitakkan nya.


"Sakit! Ya, hasil voting nya sudah keluar kan?" Jiyong memegang kepala nya yang ku jitak tadi.


"Ne, aku baru mau pergi lihat." Aku membuang lolipop ku.


"Aku duluan! Haha!" Jiyong berlari mendahuluiku.


"YA! PABO!" Aku berlari mengejar Jiyong menuju ke papan pengumuman di lapangan.









5/11/2011

Friends part 3

"HAHA! Diam kau Sandara!" Godaku.


"S-S-Sandara apa?! Aku tidak menyukainya!"


"BOHONG! Ya pabo kau tidak bisa membohongiku tau?" Aku tertawa.


"K-Kau sendiri! Seunghyun Seunghyun Seunghyun!"


"NE! Aku menyukai nya, memang kenapa?"


Jiyong terdiam saat aku berbicara seperti itu.


"HAH! Tidak berani mengaku kalau kau menyukai Sandara kan?!"


"A-Aniii..." Jiyong menunduk.


"Hahh, bagaimana bisa mendapatkan Sandara kalau kau pengecut begitu?" Ucapku.


"Y-Ya! Memangnya kau bisa mendapatkan Seunghyun apa????"


"Kalau aku bisa bagaimana? Kau mau beri aku apa?"


"K-Kalau aku bisa mendapatkan Sandara, kau juga mau beri aku apa? Hah?"


"Aku berani melakukan apa saja yang kau mau! Kau?! Berani apa? Hah?"


"A-Aku juga berani melakukan apa yang kau suruh!"


"Benar? Oke kita taruhan saja!" Aku berbicara dengan nada tinggi.


"O-Oke! Aku tidak takut! Taruhan apa?"


"Kau dekati Sandara, aku dekati Seunghyun oppa. Harus jadi pacarnya ya!"


"Ne! Aku tidak takut! Satu bulan ya waktunya! Ingat!"


"Tentu saja aku ingat, pabo."


"Heissss!" Jiyong bergumam kesal.


KRINGGGGGGGG!


Akhirnya bel tanda pulang sekolah berbunyi. Dengan susah payah aku berhasil menyelesaikan hukuman ku.
Walaupun tulisanku sudah tidak karuan, yasudahlah.


Aku mengambil tasku di kelas yang sudah kosong.
Yang tersisa hanya tas milikku dan Jiyong.


Aku mengambil tas ku lalu beranjak pulang.


home


Ah! Bodoh sekali aku! Aku lupa meminta nomor Seunghyun oppa pada Jiyong si pabo itu!
Aku mengambil HPku lalu mengirim SMS ke Sandara.


Dara, kau punya nomor Jiyong?


Ne, punya. Wae?


Beri aku nomornya ya.


xxxxxxxxx. Untuk apa?


Anii hanya ada sedikit urusan. Gomawo ^^.


Heisss, sebenarnya aku sangat malas mengirim SMS kepada si pabo itu.
Tapi kalau aku tidak bergerak duluan aku bisa kalah taruhan dengan si pabo itu.


Ya, pabo! Ini aku Chae rin.


Aku tidak pabo! Wae?


Beri aku nomor Seunghyun oppa. Aku lupa minta kepadanya.


Heiss, kau yang pabo bukan aku. xxxxxxxxxx.


Ingin berkelahi kau hah? Gomawo.


Ne.


Cih, singkat sekali membalas SMS ku, membuatku kesal saja.
Jantungku terasa deg-degan saat mengetik SMS untuk Seunghyun oppa.


"Aku harus mengirim SMS apa?!" batinku gemas.


Dengan tanganku yang gemetar aku pun mengirim SMS kepada Seunghyun oppa seadanya. 


Oppa, ini aku Chae rin.
Kertas hukuman ku sudah kuletakkan di meja oppa.
Sudah terima?


Ah! Tidak dibalas! Aku mengacak-acak rambutku.
Oppa balas oppa aku mohoooooon. Hiks serasa tertimpa batu kepalaku saat itu.


Drtttt..... Drtttt....


Tiba-tiba HPku bergetar, aku semangat mengambil HP ku lalu membuka SMS yang masuk.


Sudah.
Tulisanmu berantakan! Haha.


Aku meletakkan HPku sebentar lalu melompat-lompat.
Senang sekali SMS ku dibalas oleh Seunghyun oppa!


Aku pun membalas SMS nya lagi.


Mianhae oppa. 1000 kalimat sudah mau mati aku menulisnya --;


Jangan buat keributan lagi kalau begitu.
Lain kali bisa-bisa 5000 kaimat.


Oh tidak oppa. Aku lebih memilih berkelahi dengan si pabo itu daripada hukuman seperti itu. Aigoo.


Hahaha. Ne, sudah malam tidur lah kau.
Aku tidur dulu.


Ne.. Selamat tidur oppa.


Ya, setelah itu SMS ku sudah tidak dibalas oleh Seunghyun oppa.
Ah, sedih rasanya SMS ku tidak dibalas oleh nya.


Drrttttt... Drrttttt...


Kupikir SMS dari Seunghyun oppa, aku bersemangat membukanya.
Ternyata SMS dari si pabo itu, heissss.


Seunghyun untuk mu PABO!




Rupanya Jiyong pabo itu mengirim foto Seunghyun oppa untukku.
Ah! Tampan sekali! 


Gomawo pabo!


Beri aku foto Sandara pabo, heisss..


Ne, ne.


Aku mengirim foto Sandara untuk si Jiyong pabo itu.
HPku bergetar, ku kira SMS ternyata telpon yang masuk.


"Pabo? Jiyong menelponku?" Aku mengangkatnya.


"Wae?" Tanyaku sinis.


"Ya, foto Sandara! Kau harus sering-sering mengirimnya untukku."


"Hah? Wae?"


"Aigoo dia cantik sekali."


"Seunghyun oppa juga tampan sekali." Aku tidak mau kalah.


"Berterimakasihlah padaku."


"Gomawo pa..."


"Dan jangan memanggilku pabo!" Jiyong memotong omonganku.


"Ne, gomawo Jiyong."


"Ya, kau siap-siap kalah taruhan denganku ya. Hahaha"


"Wae? Kau yakin sekali kau akan menang?"


"Tentu saja. Hahaha."


"Kita lihat saja besok pabo."


"YA! Jangan memanggilku pabo lagi!"


"YA! Jangan berteriak di telpon!" Aku berteriak tidak kalah kencang.


"Kau sendiri berteriak kepadaku!"


"Kau yang duluan!! PABO!!"


"Jangan memanggilku pabo!"


"PABOPABOPABO!!!" Aku berteriak di telpon.


"YA! Lihat kau besok!"


"Ne! Aku lihat! Berani apa kau PABO?!"


"YA!!"


Singkat cerita aku dan si pabo itu berdebat... Lagi.. Untuk kesekian kalinya.