Baru aku mau berlutut di depan makam CL, Chae rin sudah mendahului ku berlutut di depan makam CL.
Aku yang masih kebingungan memperhatikan Chae rin dari belakang.
"CL unnie, aku Chae rin teman Jiyong oppa. CL unnie tidak mengenalku tapi Jiyong oppa sangat mengenalku. Dia bilang aku ini cantik, manis, imut dan baik hati seperti CL unnie"
Aku menahan tawa mendengar perkataan Chae rin yang penuh dengan kepolosan itu.
Aku mendengarkan kata-kata berikutnya.
"Aku tau CL unnie pasti masih sangat mencintai Jiyong oppa. Jiyong oppa juga sangat mencintai CL unnie. Jiyong oppa sempat kehilangan semangat hidup karena ditinggalkan CL unnie, malahan Jiyong oppa sempat beberapa kali memanggilku dengan nama CL."
Aku kembali menahan tawa melihat Chae rin yang sangat polos.
"CL unnie tenang saja, aku akan menjaga Jiyong oppa yang super keras kepala ini.
Kalau nanti ada yang jahat dengan Jiyong oppa, aku yang akan melindungi nya!
Aku sempat bingung kenapa CL unnie bisa cinta dengan Jiyong oppa yang sangat bodoh, jelek, keras kepala, dan ke-kanak-kanakkan begini.."
Aku bingung mendengar kata-kata Chae rin barusan.
Baru aku mau menjitak kepala nya dia sudah melanjutkan kata-katanya.
Aku mengurungkan niatku untuk menjitaknya.
"Tapi setelah aku menghabiskan hari-hari ku dengan Jiyong oppa yang pabo ini, aku bisa merasakan yang CL unnie rasakan.
Sepertinya aku menyukai Jiyong oppa. Tapi aku belum mengatakannya ke Jiyong oppa."
Mendengar kata-kata Chaae rin barusan membuatku terkejut.
Juga membuat ku ingin tertawa.
"Ya, pabo. Sudah belum menjelek-jelekan ku?" Aku tertawa.
"Ne, sudah" Chae rin tertawa.
Aku duduk didepan makam CL.
Aku meletakkan bunga edelweis yang di bawa oleh Chae rin.
"Ya, CL. Kau dengar aku? Aku belum bisa melupakanmu. Setelah semua yang sudah kita lewati, memang tidak mudah melupakanmu begitu saja."
"Tapi aku rasa, anak pabo dibelakang ku ini sudah berhasil mencuri sedikit perhatianku. Karena kebodohannya, kecerobohannya, kesalahan-kesalahannya yang sudah mencuri perhatianku."
"Aku tidak akan melupakanmu CL, aku rasa sudah waktunya aku bangkit dari masa-masa terpurukku. Aku tidak akan melupakanmu"
Aku berdiri lalu berjalan meninggalkan makan CL.
Chae rin mengikuti ku dari belakang.
"Ya, oppa, apa maksudmu pabo?" Chae rin tertawa.
"Apa maksudmu Jiyong oppa yang jelek? Kau tidak tau banyak yang memperebutkanku?"
Chae rin tertawa geli mendengar perkataanku.
"Ah, kalau begitu sepertinya susah untuk mendapatkanmu oppa"
"Ne, memang susah untuk mendapatkan ku, ha-ha-ha" Aku tertawa sombong.
"Tapi berhubung aku mirip dengan CL unnie, aku rasa tidak sesulit itu mendapatkanmu"
Aku tertawa mendengar perkataan Chae rin.
"Ya, bocah! Apa maksudmu? hahaha"
"Nanti aku cat rambut ku lalu aku belajar bernyanyi biar sama persis seperti CL unnie"
"Ah, sekali pabo tetap pabo" Aku mengacak-acak rambut Chae rin.
"Ya, jahat sekali kau ini oppa" Chae rin mencibir.
"Ne, aku memang jahat ha-ha-ha" Aku tertawa sombong lagi.
"Ne kau memang jahat, penjahat cinta membuat ku suka kepadamu" Chae rin melihat ku dengan mata yang disipitkan.
"Ya! Apa-apaan muka mu itu? Jelek sekali tau?" Aku tertawa.
"Terus saja kau bilang aku jelek ya oppa, ku pukul juga kau" Chae rin tertawa.
Aku dan Chae rin berjalan pulang sambil bercanda-canda di sepanjang perjalanan kami.
Saling mengejek satu sama lain.
Berjalan sambil bernyanyi atau sambil bermain.
"Oppa! Kapan ya aku bisa mengisi hatimu?"
"Kapan yaaaa?" Aku menggoda nya.
Chae rin melihat ku memasang wajah cemberut nya.
Lucu sekali.
"Kau mau menunggu ku sampai aku siap menerima wanita lain?" Tanyaku.
"Ne... Aku akan menunggu mu oppa"
Aku merangkul Chae rin sambil berjalan pulang.
Chae rin sesaat menjadi diam dan tidak berani bicara.
"Kenapa? Grogi ya dirangkul oleh ku? Hahaha"
"Pabo! Aku tidak grogi bweeee" Chae rin menjulurkan lidah nya kepadaku.
"Benarkah? Kalau begini?" Aku mencium pipi Chae rin.
"Y-YA!!"
Chae rin yang ingin memukul ku, tidak berhasil.
Aku menahan kedua tangannya sambil tertawa-tawa.
"Oppa pabo! Main se-enaknya menciumku!"
"Ne? Aku kan calon pacarmu hahaha"
"Baru calon kan? Pabo!"
"Ne.. Mianhae" Aku tertawa.
"Ya Chae rin kalau aku menembakmu kau terima tidak nanti?"
"Ah, lihat saja nanti ya ha-ha-ha" Chae rin tertawa sombong.
"Jangan memasang muka seperti itu pabo, hahaha. Pokoknya jangan jatuh cinta dengan pria lain."
"Ne.... Aku akan menunggu mu oppa"
Aku tersenyum lalu kembali merangkul Chae rin, kami melanjutkan perjalanan kami.
Aku menatap langit yang dipenuhi awan putih sambil bersenandung dalam hati.
"Ya CL, gomawo.. Dibalik derita yang kualami saat kehilanganmu aku bisa belajar menjadi lelaki yang kuat. Aku bisa belajar menerima kenyataan. Bahkan aku bisa bangkit saat aku sudah tidak ada semangat hidup lagi. Gomawo."
"Aku tidak akan pernah melupakanmu CL, thank you..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar