4/30/2011

MY BRIDE PART 1



TOP

Aku berjalan ke tempat biasa aku berlatih dengan teman-temanku.
Aku tidak perduli dengan orang-orang disekitarku, aku memasang headset ku dikedua telingaku.
Memutar musik rap yang keras dan berjalan mengikuti alur jalan.

Aku terus melangkah, terkadang melangkah mengikuti tempo lagu yang kudengar.
Semua orang melihatku, aku menjadi pusat perhatian.

Ah, i dont care, gumamku dalam hati.

Aku tiba di tempat latihanku, aku melepas headset ku dan masuk ke dalam.
Aku mengetuk beberapa ketukan sandi di pintu yang bertuliskan 'BIGBANG'.

tok.... tok..... tok....


Pintu terbuka aku bisa mendengar musik hiphop yang keras keluar dari pintu itu.

"yooo! hyung datang!" Seorang bocah berwajah imut berteriak dari ujung ruangan.

Bocah itu bernama Seungri, dia memang maknae di grup kami.

"hyung, kenapa lama sekali?" maknae itu merangkul ku ke tengah ruangan berlatih.

"mianhae Seungri, aku bangun kesiangan hahaha"
"kemana Jiyong? Daesung juga?" tanyaku.

Seungri menunjuk ruangan yang ada di sudut sana, aku masuk kedalam dan melihat Jiyong dan Daesung sedang tidur lelap di sofa.

"ya! Jiyong, Daesung! bangun kalian pemalassssss" Aku mengguncangkan badan mereka.

Tidak juga bangun, lelap sekali tidurnya.

"dasar dua bocah ini, waktunya latihan malah tidur disini"

Baru aku mau berteriak membangunkan mereka, si maknae datang mencegatku.

"aaaaaa! jangan hyung jangan!"

"ha? kenapa?"

"aku saja yang membangunkan mereka, boleh?"

"ah, yasudah" Aku menyingkir ke dekat pintu.

Aku melihat gelagat si maknae kecil itu, aku tertawa sendiri di pojok ruangan.
Seungri memasang headphone di telinga Jiyong dan Daesung, menyoloknya ke komputer yang ada di ruangan itu, lalu memutar lagu 'mandagascar' keras-keras.

I LIKE  TO MOVE IT MOVE IT~! YOU LIKE TO MOVE IT MOVE IT~!

BRUAKKK

Jiyong dan Daesung terkejut dan jatuh ke lantai saling menimpa satu sama lain.

"YA!! siapa yang memasang headphone ini?!" Jiyong yang masih merem berteriak dan melepas headphone ditelinganya.

Daesung yang sudah membuka mata melihat Seungri yang ada didepan komputer.

"ya!! Seungri!! tidak sopan kamuu, sini kamu, sini, sini!" Daesung mengejar-ngejar Seungri.

"ya, Jiyong, bangun, jangan tidur lagu, kamu ini" Aku membantu Jiyong bangun dari lantai.

"mianhae hyung, aku ketiduran tadi"

"ayo, latihan sekarang"

Aku keluar dari ruangan itu, aku melihat Daesung dan Seungri yang masih kejar-kejaran.
Aku mencoba menghentikan mereka tapi mereka berdua tetap saling berkejar-kejaran.

"ya, ya, sudah. latihan, turnamen sudah semakin dekat"

"dengar itu hyung, tidak boleh main kejar-kejaran lagi..!"

"bermain apanya, aku mau menjitakmu tau?!"

"mianhae Daesung oppa....." Seungri mengikuti gaya Minzy, pacar Daesung, mengedip-ngedipkan  mata.

"hishhh........." Daesung memasang wajah meledek.

"tapi hyung, aku lapar, kita pergi makan dulu?" Seungri memelas.

"buang-buang waktu, lebih baik beli makanan kita makan disini" Daesung tidak kalah cepat berbicara.

 "yasudah siapa mau keluar beli?"

Seungri dan Daesung memandangku dengan wajah memelas.
Sesekali mengedip-ngedipkan mata seperti anak kecil meminta permen.

"hihhh, merinding aku melihat kalian. yasudah aku yang beli" Aku memakai jaketku.

"ah hyung aku ikut! aku mau membeli kopi panas, diluar hujan, dingin..."

Aku dan Jiyong pun pergi ke sebuah kedai makanan yang tidak jauh dari tempat latihan kami.
Jiyong memesan kopi di kassa sebelah kiri.
Aku memesan makanan di kassa sebelah kiri.

"mianhae menunggu lama, ada yang bisa saya bantu?"

Aku menoleh ke penjaga kassa itu, aku terpesona melihat sosok seorang wanita cantik.
Rambutnya yang coklat panjang terurai, matanya yang lentik.
Benar-benar cantik. Aku bengong melihatnya.



"mianhae? mianhae?" Pegawai itu melambaikan tangannya.

"ah, iya, pesan ini 5" aku menunjuk menu yang ada didepanku.

"tunggu sebentar ya.." pegawaii itu tersenyum kembali.

Aku tidakmelepas mataku dari gerak-geriknya sewatku ia mondar-mandir.
Aku benar-benar terpesona melihatnya.

Begitu aku meihat pesananku sudah selesai, aku mengambil dompetku dan membayarnya.

"Khamsahamnida.. datang lagi.." Lagi-lagi senyumnya membuatku terpesona.

Aku menyempatkan diri melihat name pin yang ada di bajunya.

"Park bom...?" aku mencoba mengingatnya dalam hati.

"hyung, sudah selesai belum?" Jiyong menghampiriku.

"ah, i, iya, sudah" Aku menjawab Jiyong sambil mencuri-curi pandang ke pegawai itu.

"hyung lihat apa sih?"

"ah, aniiii... ayo cepat ke tempat latihan"

Park bom.... gumamku dalam hati.


Sampai latihan selesai, sampai hari sudah berganti malam, aku masih tidak bisa melupakan pegawai yang tadi kutemui di kedai itu.
Di kamar aku masih terbaring memikirkan nya.

Park bom....

Aku mengingat senyumnya yang sangat manis saat menanyakan pesananku.
Wajahnya yang putih, rambutnya yang terurai, matanya yang lentik.

"ah besok aku harus bertemu nya lagi!"

Aku menarik selimutku dan tidur.
Berharap hari cepat berlalu, pagi cepatlah datang....


BE MINE PART 5

GONG MIN JI


Aku tidak mengerti apa maksud omongan Seungri oppa tadi.
Aku tidak mengerti maksud Seungri oppa memberi ku alamat sebuah restoran.

Aku tida tau apa maksud sebenarnya tapi aku merasa aku harus pergi ke restoran itu.
Daesung oppa, apa yang oppa lakukan disana?

Tunggu aku oppa!

Aku berlari sekuat tenaga ku, aku mengambil taksi untuk mengantarku ke restoran itu.
Tidak cukup waktu kalau aku harus menunggu jadwal bus berhenti lagi.

Aku hampir sampai.
Aku melihat Daesung oppa diluar restoran itu.
Daesung oppa sedang bersama wanita yang waktu itu ku lihat.

Apa sebenarnya hubungan mereka?
Aku turun agak jauh ari restoran itu, aku tidak mau ketahuan oleh Daesung oppa.
Aku mendekat tapi bersembunyi dibalik sebuah papan.

Aku bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Daesungie, apa aku benar-benar tidak bisa mengisi hatimu lagi? Aku menyesal sudah pernah menduakanmu, aku bersumpah!"

"mianhae, hatiku sudah terisi oleh wanita lain. Aku tidak bisa menerima mu lagi, mianhae"

Aku melihat wanita itu akan memeluk Daesung oppa.
Aku berlari ke tengah-tengah mereka dan menghalau wanita itu.

"jangan sentuh Daesung oppa!"

"siapa kamu?!" wanita itu berbalik meneriaki ku.

"jangan sentuh Daesung oppa! dia... dia milikku!" Aku menggenggam tangan Daesung oppa.

Aku tidak perduli apa reaksi Daesung oppa nanti nya, aku hanya fokus untuk menyingkirkan wanita itu.

"Daesungie, siapa wanita ini? Kamu masih mau menerima ku kan?"

Daesung oppa tiba-tiba merangkulku.

"mianhe, aku tidak bisa dan tidak  mau menerima mu lagi. Wanita ini Minzy, Gong Min Ji"

"dia wanita yang aku cintai sekarang, tolong jangan ganggu hubungan kami lagi"

Selesai mengucapkan kalimat itu, Daesung oppa membawa ku pergi dari tempat itu.
Aku masih tercengang-cengang, kalimat Daesung oppa masih terngiang-ngiang di telingaku.

Tangan Daesung oppa masih melingkar di pundakku.
Aku tidak berani berkata apa-apa.

"ah, Minzy...."

Aku menoleh ke Daesung oppa.

"mianhae.... ahh aku benar-benar tidak ada maksud begitu, aku hanya, ahhhh"

"aku hanya... aku... ahhhh"

Muka Daesung oppa sesaat memerah.

"aku, aku menyukai mu..."

"hah? oppa? menyukai ku?" Tanyaku tidak percaya.

"iya, mianhae aku baru bisa mengatakannya sekarang"

"tidak apa oppa. aku senang"

Daesung oppa tiba-tiba memelukku, aku membalas pelukan Daesung oppa.

"Minzy, mulai saat ini.. jadilah milikku seorang.."
"hanya milikku..."

Aku sangat senang mendengar kata-kata Daesung oppa.
Aku memper-erat pelukan ku kepada Daesung oppa.

"Saranghaeyo oppa...." ucapku pelan.


BE MINE PART 4

"ah, kamu juga putriku Minzy..." Daesung oppa menganggap omonganku hanya candaan belaka.

"aku serius oppa, aku menyukaimu..!"

Kini muka Daesung oppa berubah menjadi serius.

Melihat reaksi Daesung oppa yang serius, aku menyadari aku salah megambil keputusan.
Timing yang kugunakan untuk menyatakan perasaan ku tidak pas.

Ah bodohnya aku......

"ah, mianhae oppa, anggap saja aku tidak bicara seperti itu"

"Min..."

"aku pulang dulu oppa, besok siang kita bertemu lagi disini dengan teman-teman yang lain ya, mianhae" Aku memotong pembicaraan Daesung oppa dan meninggalkan oppa di cafe itu.

Mianhae oppa....

BLAMMMM.

"aku pulang.."

"ah Minzy, adik ku yang manissssss, bagaimana? sudah siap besok?"

"yahhh..." Aku melewati Jiyong oppa dan hendak naik ke atas, ke kamarku.

Jiyong oppa kebingungan melihat reaksi ku yang tidak bersemangat.
Aku benar-benar tidak ada mood untuk bercanda dengan Jiyong oppa sekarang ini.

"Minzy, kenapa kamu? sakit?" Jiyong oppa memegang dahiku.

"anii oppa..."

"kamu tidak panas.. kenapa?"

Aku tidak menjawab, hanya duduk dan diam diatas kasurku.

"Minzy, ada apa?"

Tak disangka aku meneteskan airmata ke atas bantal yang ku peluk.
Oppa melihat aku meneteskan airmata ku.

"Min... Minzy, kenapa?" Jiyong oppa panik melihatku menangis.

"Oppa... Aku bodoh, aku menyatakan perasaanku ke Daesung oppa tadi"

"lalu? apa reaksi Daesung?"

"mana ku tau, aku panik lalu keluar duluan. Aku sudah tidak ada harapan lagi dengan Daesung oppa"

Airmataku semakin deras membasahi wajahku.
Aku merasakan Jiyong oppa mengelus kepalaku, berusaha menenangkan aku yang sedang menangis.

"bodoh, dia tidak bilang kalau dia menolakmu kan. Buat apa kamu menangis"

"Jangan menangis. Oppa yakin kamu bisa tetap tegar"

Aku memeluk Jiyong oppa. Aku menangis dipelukannya.
Benar apa kata Jiyong oppa, Daesung oppa tidak menolakku.
Apa yang kutangisi?

Mendengar jawabannya saja belum, aku sudah merasa terpukul duluan..


KANG DAE SUNG


"ya! Seungri! Lama sekali kamu ini, yang lain sudah menunggu!"

"ah mianhae mianhae"

"bagaimana hyung? aku sudah terlihat tampan?" Seungri bergaya di depanku.

"ya, ya, kau sangat tampan, aku jatuh cinta padamu, ayo jalan!" Aku mendorong badan Seungri pelan.

Selama perjalanan aku tidak ada mood berbicara. Berkali-kali Seungri menggodaku tapi aku tidak ada mood untuk bercanda.

"hyung, hyung kenapa? daritadi cemberuuuuuut terus. mukamu sudah seperti Gaho tau?"

"hahhh, aku sedang memikirkan sesuatu Seung..."

"sesuatu? apa itu?" Seungri berjalan mundur di depanku menatapku dengan wajah penasaran.

"hmm pernah tidak terpikir olehmu kalau Minzy menyukaiku?"

"menyukai mu? benarkah?"

"yahh, kemarin Minzy mengatakan kalau dia menyukaiku, aku sangat bingung."

"bingung? kenapa? bukannya hyung juga menyukai nya?"

"ya, aku menyukainya. Tapi kamu tau mantan ku masih tidak bisa melepas ku, kemana pun aku pergi dia selalu mengikutiku. Aku takut menyakiti Minzy"

"ah, begitu...."

Tiba-tiba HP ku bergetar, aku melihat layar HPku tertera nama mantanku menelponku.
Aku membelakangi Seungri dan mengangkat telponku.

"ah, Seungri, kamu duluan ke cafe ya, nanti aku menyusul."

"hyung mau kemana?"

"mantanku mengajak ku bertemu"

"dimana?"

"restoran di sebrang sekolah" Aku menajwab Seungri sambil buru-buru berlari meninggalkan Seungri.


BE MINE PART 3

Sehari sebelum ulang tahun Chae rin unnie, sekolah diliburkan.
Pagi menjelang siang aku berangkat untuk mencari tempat yang pas untuk aku membuat surprise di hari ulang tahun Chae rin unnie.

Aku terpikirkan sebuah cafe yang ada di pinggir pantai yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Chae rin unnie.
Aku naik bis dan turun di halte bus dekat cafe itu.

Aku melewati banyak toko yang menjual pernak-pernik cantik.
Aku tertarik dengan satu toko yang menjual perabotan pesta yang cantik-cantik.
Aku masuk dan membeli banyak barang untuk surprise Chae rin unnie.

Aku bisa membayangkan betapa romantis nya Jiyong oppa besok malam.
Ah, andai aku juga bisa seperti itu dengan Daesung oppa........

Khayalanku terhenti saat aku melihat Daesung oppa ada di sebuah tempat makan.
Sepertinya ia baru selesai makan. Aku sangat senang, aku berjalan menghampirinya.

Tapi langkahku berhenti saat melihat seorang wanita dari belakang datang dan berbicara dengan Daesung oppa, mereka terlihat sangat akrab.

"siapa wanita itu? kenapa akrab sekali dengan Daesung oppa? apa hubungan mereka?" aku bergumul.

Tidak lama kemudian wanita itu pergi meninggalkan Daesung oppa.
Kini Daesung oppa hanya sendirian, aku menghampirinya.

"Daesung oppa!!"

"ah? ah! Minzy! Sedang apa disini?"

"tidak sedang apa-apa. Oppa, siapa wanita itu?"

"wanita? ah, dia hanya temanku, bukan siapa-siapa"

Aku membulatkan bibirku dan menganggukan kepala.

"kamu mau kemana? banyak sekali barang bawaanmu?"

"ah, aku mau menyiapkan surprise untuk Chae rin unnie, besok kan dia ulang tahun Jiyong oppa mau menyatakan perasaannya. Jadi aku mau membantu oppa"

"ah, begitu, kenapa sendirian? yang lain? Dara? Bom?"

"Dara unnie harus merawat eomma nya yang sakit. Bom unnie tidak bisa dihubungi HPnya"

"ah, begitu, kebetulan aku tidak ada acara sekarang. Aku boleh membantu?" Daesung oppa merebut barang bawaanku dan membawakannya untukku.

"ah, merepotkanmu oppa, mianhae..."

Daesung oppa hanya tersenyum padaku. Aku dan Daesung oppa berjalan menuju cafe itu.
Aku serasa sdang kencan dengan Daesung oppa.
Hatiku berdebar-debar tapi aku sangat senang! Jarang-jarang aku bisa berduaan saja dengan oppa.


BE MINE PART 2

"ah, itu... maksudku..."

Daesung oppa semakin terliha bingung melihatku.

"maksudku... pasti ada yang menyukai Daesung oppa!aku mau bilang begitu oppa" Aku mencoba mengelabui Daesung oppa.

"ah, begitu, khamsahamnida Minzy" Daesung oppa mengelus kepalaku.

Huhhhh, aku menghela nafas lega.
Aku kira Daesung oppa akan tau dengan perasaanku.
Bisa gawat jadinya kalau Daesung oppa tau perasaan ku sekarang.

"Minzy! ayo ke kelas, uda mau selesai istirahatnya!" Chae rin unnie memanggilku dari depan pintu.

"ah iya unnie!" Aku berdiri dari posisi dudukku dan berjalan ke arah unnie.

"dadah oppa!" aku melambaikan tangan ku ke arah Daesung oppa.


KANG DAE SUNG


"Daesung ayo kembali ke kelas!" Taeyang menungguku di depan pintu.

Sementara yang lainnya sudah berangkat ke kelas nya duluan.

Aku berdiri dari posisiku dan aku merasa menendang sesuatu.
Aku melihat sebuah buku catatan.

"punya siapa ini? sepertinya aku tidak membawa buku catatan kesini" gumamku.

Aku melihat nama yang tertera di depan buku itu.

"Gong Min Ji?" , Minzy? Buku ini milik Minzy?

Baru aku mau membuka buku itu, bel tanda istirahat selesai berbunyi.
Niatku membuka buku itu jadi tertunda, aku membawa buku itu ke kelas.
Tapi aku tidak membukanya, aku menyimpannya didalam tasku.


GONG MIN JI


"hey Minzy ayo pulang. Lama sekali kamu ini" Jiyong oppa menjemputku didepan kelas.

"sabar oppa, buku ku hilang, bantu aku cari!"

"buku? buku apa?"

"buku catatan" Aku memeriksa tas ku dan megeluarkan semua isinya ke meja.

"catatan apa? segitu pentingnya kah?"

Pertanyaan oppa membuat ku knock out.
Dibilang penting sih isinya cuma coretan nama Daesung oppa.
Dibilang tidak penting juga bahaya kalau ada yang baca isi buku itu.

"pe, penting! penting banget semua bahan ujian ada disana semua!" Aku asal bicara.

"ah, kamu ini selalu saja merepotkanku" Jiyong oppa membantuku mengobrak-abrik isi tasku.

Aku dan Jiyong oppa sibuk mencari buku ku itu.
Mencari di sudut-sudut kelas, menge-cek setiap laci meja dikelasku.
Tidak juga ketemu, aduhhh.....

"Minzy"

"ah, Daesung? belum pulang?" Jiyong oppa menghampiri Daesung oppa.

"belum, sedang apa kalian berdua?"

"itu, buku Minzy hilang. katanya sih penting, bahan ujian"

"ah, buku ini maksudnya?" Daesung oppa mengeluarkan buku ku dari tas nya.

Aku kaget saat melihat buku ku itu ada ditangan Daesung oppa.
Aku berlari dan langsung menyambar buku ku itu.

"ah, khamsahamnida oppa! aduuhh untung ketemu!" Aku memeluk buku itu.

"tapi.... Apa oppa membaca isinya?"

"anii, aku tidak membuka nya sama sekali"

Aku menghela nafas lega. Aku hampir ketahuan dua kali oleh Daesung oppa hari ini.
Benar-benar aku harus berhati-hati.

"ah, kalau begitu aku pulang duluan ya Minzy, Jiyong hyung"

"tidak mau pulang bareng Dae?" tanya Jiyong oppa.

"ah mianhae hyung, aku mau ke toko musik dulu sama Seungri, duluan ya"

Daesung oppa melambaikan tangan ke arahku dan Jiyong oppa, aku membalasnya.
Bulu kudu ku merinding saat aku melihat Jiyong oppa melihat buku ku.

"ya, coba aku lihat isi buku mu"

"tidak boleh!" Aku buru-buru memasukan buku ku ke tas dan keluar dari kelas.

"eit!" Jiyong oppa berhasil merebut buku ku dan membaca isinya.

"wah, benar-benar penting.. benar-benar bahan ujian ya dalamnya Gong Min Ji..."

Aku melihat senyum Jiyong oppa yang tidak ikhlas, aku tau dia kesal.

"ah oppa jangan marah begitu, nanti Dara unnie tidak suka lagi loh" godaku sambil berlari keluar kelas.

Jiyong oppa langsung mengejarku begitu mendengar jawabanku.
Aku berlari secepat mungkin, aku tidak mau dijitak oleh oppa.

"yaa!! janga lari!" Jiyong oppa semakin dekat denganku.

"tidak mau! oppa pasti mau menjitak ku kan?!" Aku terus berlari.

Aku dan Jiyong oppa berkejar-kejaran sampai rumah.
Aku ngos-ngosan, tidak kuat berlari lagi.
Jiyong oppa yang mengejar ku pun ikut ngos-ngosan.

"ah, mianhae oppa.. aku, aku tidak ada maksud membohongimu" Aku berusaha mengatur nafasku.

"op, opa tau sendiri aku, aku suka Daesung oppa"

CETAKK!

Tangan Jiyong oppa menjitak kepalaku dengan keras.

"aw! aku kan sudah mina maaf!" Kataku kesal.

"suka jangan membohongi ku begitu. kalau kamu butuh bantuanku bicara saja" Oppa melap keringatnya dan masuk ke dalam.

Aku kaget, tidak biasa nya Jiyong oppa berkata seperti itu kepadaku.
Kemasukan apa dia ya? Kemasukan malaikat kah?
Aku masuk dengan muka yang masih kaget.

Aku melihat oppa sedang menuang minum di dapur, aku menghampirinya.
Aku memegang jidatnya.

"oppa, oppa tidak panas kok" Aku meraba jidat dan leher oppa.

"ya... apa maksud mu Minzy"

"tidak biasa nya oppa berkata seperti itu padaku. benar-benar aneh" Aku memandangi wajah oppa dari dekat.

"hihhhh, kamu iniiiiii" Jiyong oppa mencubit pipi ku gemas.

"aku ini kan oppa mu, wajar kan kalau aku menolongmu"

"ah, sakit sakit,lepas lepas!"

Jiyong oppa melepas cubitannya. Aku meraba-raba pipiku bekas cubitan oppa. Sakit!
Baru aku bilang dia seperti kemasukan malaikat, sudah berubah jadi monster lagi.

"hishhh...." batinku gemas.

Tapi kata-kata oppa yang barusan terus bergeming di telingaku.
Kata-kata oppa seperti benar-benar sayang padaku.

"oppa...."

Aku memanggil Jiyong oppa, membuat langkah nya terhenti saat ia mau masuk ke kamarnya.

"hm?"

"khamsahamnida..."

Aku dan Jiyong oppa bertatap-tatapan. Tidak berbicara untuk sesaat.

Jiyong oppa tersenyum dan menganggukan kepalanya, ia masuk ke kamarnya.
Aku pun masuk ke kamarku.


BE MINE PART 1




















GONG MIN JI

KRIIINGGGG!!

Aku dengan spontan mematikan jam alarm ku itu.
Aku membuka mataku, melihat jam.

"06.00 pagi?! ah eomma tega sekali memasang alarm sepagi ini" gumamku dalam hati.

Aku tidak perduli waktu sudah menunjukkan jam 6.
Aku kembali menarik selimutku, mengubur diriku dalam-dalam dikasur ku.

Dan kembali tidur.....
Aku tertidur nyenyaaak sekali, sampai akhirnya...

"yaa!! Minzy!! mau tidur sampai jam berapa kamu?! bangun!!"

Ahh, aku paling tidak suka mendengar suara itu di pagi hari.
Suara Jiyong oppa, dia kakak-ku.

Dia juga idola disekolahku, banyak sekali wanita yang mengejar-ngejar oppa.
Ah, bagiku dia tidak ada bagus-bagusnya, dia monster!

"Ah oppaaaa! 5 menit lagi!" Aku menarik selimutku menutupi wajahku.

"haa, terserah kamu. Aku pikir kamu kemarin minta berangkat kesekolah bersama"

Aku cuek, menutup kupingku dengan selimutku, berisik sekali Jiyong oppa ini.

""Teman-temanku sudah dibawah hey Minzy" , Aku tetap cuek.

"Dia juga..."

Sekejap mataku terbuka lebar, aku berdiri dan menatap Jiyong oppa dengan serius.

"Dia dibawah?!" 

Jiyong oppa mengangguk-anggukan kepala sambil mengeluarkan senyum liciknya.
Arghhh, aku paling sebal saat melihat senyumnya itu!

Tapi aku tidak memperdulikannya lagi. Aku mendorong Jiyong oppa keluar dari kamar.

"yaa!!  tunggu aku!!" Aku berteriak dari dalam kamarku.

Aku bergegas mandi, menyisir rambutku dan memakai seragamku.
Aku mengambil tasku, menyambar tas bekal yang sudah eomma siapkan dan berlari keluar.

"yaa, mianhae aku lama" Aku menghampiri oppa ku dan teman-temannya sambil membenarkan kaus kaki ku.

Oppa ku sangat terlihat beda saat bersama teman-temannya. Dia terlihat keren.
Beda sekali kalau sedang dirumah, cih....

batinku mengejek nya dalam hati.

Mata ku tertuju pada dia.
"Dia" yang daritadi kusebut-sebut dengan Jiyong oppa adalah teman oppa.

Ia bermata sipit, memiliki muka yang lucu.
Sudah lama aku menyukainya, aku benar-benar menyukainya.

"Annyeong Daesung oppa!" Aku menghampirinya.

"ah, annyeong Minzy"

"ayo, kita berangkat sekolah, let's go!" Aku tertawa melihat tingkah laku Daesung oppa yang sangat lucuu.


YG SHS.

Aku memasuki gerbang sekolahku dengan kelima oppa-oppa ku.

Jiyong oppa yang sibuk dengan mp4 nya.
Taeyang oppa yang selalu tersenyum.
TOP oppa sedang bercanda-canda dengan Seungri oppa.

Dan Daesung oppa, yang ada disampingku.

Begitu oppa-oppa ku masuk ke gedung sekolah, seperti biasa...
Kerumunan wanita-wanita mulai mengerumuni mereka.

Ah, wanita genit, pikirku.
Tidak perlu sampai seperti itu kan, batinku kesal.

Aku meninggalkan kelima oppa ku itu dan berjalan ke kelas duluan.
Aku kehilangan mood baikku saat melihat Daesung oppa dikelilingi wanita-wanita.

"Minzyyyyyyy!!" Ah aku bisa melihat Dara unnie, Bom unnie dan Chae rin unnie masuk ke kelasku dan menghampiriku.

"ya Minzy kenapa muka mu? pagi-pagi sudah cemberut begitu?" Dara unnie duduk disebelahku.

Dara unnie, Bom unnie, dan Chae rin unnie adalah teman sekaligus unnie ku.
Kami ber-empat sudah berteman sejak kecil, bisa dibilang kami seperti sahabat akrab.

Tapi diantara mereka umurku yang paling kecil, jadi aku dianggap sebagai adik mereka.
Adik kesayangan tepatnya.

"Aniii unnie, tidak apa-apa" Aku menghela  nafas.

"paling cemburu melihat Daesung dikelilingin cewek-cewek kan?" Chae rin unnie menggodaku.

Aku menggembungkan pipiku dan menghela nafas kedua kalinya.

"sudah, sudah. jangan cemburu begitu Miny. nanti istirahat kita lihat mereka semua latihan oke?"

Bom unnie yang lemah lembut mengelus kepalaku.
Tidak lama setelah itu bel tanda masuk berbunyi.
Dara unnie, Bom unnie dan Chae rin unnie kembali ke kelas mereka masing-masing.

Selama di kelas aku hanya memikirkan Daesung oppa.
Aku tidak mencatat pelajaran tapi malah menulis-nulis nama Daesung oppa di buku catatanku.

love Daesung love Daesung love Daesung, hanya itu yang ada di buku catatanku.

"Ah, aku ingin bertemu Daesung oppa!" gumamku gemas.

REMEMBER PART 8

"Chae rin?!"


Aku sangat terkejut mendengar Chae rin sadar dan memanggilku.

"Chae rin kamu sudah sadar? bangun Chae rin, panggil aku lagi!" Aku menggenggam tanga Chae rin semakin erat.

"oppa..."

Aku tidak bisa menahan rasa bahagia ku saat Chae rin sadar.
Aku berlari keluar berteriak memanggil dokter atau suster.

Suter dan dokter pun datang dan memeriksa keadaan Chae rin.
Aku menunggu di luar dengan perasaan deg-degan tidak karuan.

"semoga Chae rin baik-baik saja" aku berdoa dalam hati.

Dokter keluar, aku langsung melontarkan pertanyaan-pertanyaan ku mengenai Chae rin.

"dok, Chaerin, Chae rin bagaimana?"

"nona Chae rin sudah mulai stabil, hanya perlu istirahat beberapa hari disini lali sudah bisa pulang"

Mendengar kabar itu aku sangat gembira, aku benar-benar sangat bersyukur!

Aku berlari kedalam kamar Chae rin dan berdiri disampingnya.

"Chae rin, cantik, heyy kamu sudah sadar?" Aku mengelus kepalanya.

"ah, oppa.. berapa lama aku tidak sadarkan diri?"

"3 hari, aku sangat khawatir tau" Aku mengambil posisi duduk disamping ranjang Chae rin.

"mianhae membuatmu khawatir oppa"

Aku memandang Chae rin dengan perasaan yg berbeda dari sebelumnya.
Sepertinya aku  semakin sayang dengannya.

"kamu istirahat yang banyak, begitu kamu pulang, aku akan memberi kamu hadiah"

Aku mengecup kening Chae rin lalu pulang kembali ke YG.


YG.ENT


Dari jauh aku sudah melihat Sandara berdiri di depan pintu ruanganku.
Aku mencoba pura-pura tidak melihat dan bersikap acuh tak acuh.

"Jiyong"

Aku menghentikan langkahku tepat saat aku sudah melewati Sandara.

"ada apa?" kata ku membelakanginya.

"selama ini pers tau kalau kita mempunya hubungan spesial, lusa para wartawan acara TV besar akan datang kemari mewawancari kita mengenai hubungan kita. Aku harap kamu mau menjaga reputasi karir kita dengan tidak menjawab yang aneh-aneh. Cukup katakan kita ada hubungan spesial saja cukup"

Aku tidak menjawab awalnya hanya berdiri diam.

"bisa kamu menjaga reputasi mu sebagai leader?"

"akan kupikirkan" Aku menjawab dengan nada tidak perduli dan berjalan meninggalkannya.


LEE CHAE RIN


"ahh senang sekali bisa keluar dari rumah sakit! aku sudah mual minum obat-obatan yang pahit rasanya" Aku berjalan meninggalkan rumah sakit dengan Jiyong oppa.

Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi Jiyong oppa yang dulu sudah kembali.
Aku bisa merasakan kehangatan Jiyong oppa yang aku kenal.

"Chae rin, hari ini kamu temani aku sebentar ya?"

"hm? kemana?"

"ke YG, kamu duduk saja, tidak usah ngapa-ngapain, ya?

"okeyy" jawabku spontan.

Siangnya aku dibawa Jiyong oppa ke YGent, aku melihat banyak sekali mobil wartawan disana.
Saat aku masuk banyak wartawan yang memegang kamera mengambil foto ku dan Jiyong oppa saat memasuki pintu YGent.

"Chae rin!!" aku mendengar suar Seungri oppa dari jauh.

Seungri oppa berlari mengambil ancang-ancang untuk memelukku tapi Jiyong oppa berdiri di depanku.
Seungri oppa bukan memelukku malahan memeluk Jiyong oppa.
Aku tertawa geli melihat nya.

"ah Seungri, begitu rindukah kamu sama hyung mu ini? Memeluk ku padahal aku hanya pergi beberapa jam?" Jiyong oppa menjitak Seungri oppa.

"yaa... aku juga tidak mau memeluk mu hyung, aku mau memeluk Chae rin" Seungri oppa mencibir, lucu sekali.

Jiyong oppa menarikku dan aku duduk disamping Jiyong oppa.
Disebelah Jiyong oppa duduk Sandara, menatapku dengan pandangan yang tidak meng-enak-kan.
Kami bertiga duduk tepat didepan berkumpulnya gerombolan wartawan dari berbagai macam acara TV ataupun surat kabar dan majalah.

Salah seorang wartawan mulai melontarkan pertanyaan kepada Jiyong oppa.

"Jadi G-Dragon, bagaimana hubunganmu dengan Sandara Park? siapa wanita yang anda bawa ini? Siapa sebenarnya wanit yang anda pilih?"

Jiyong oppa berdiri, mulai berkata-kata.
Aku sangat terpukau saat Jiyong oppa menjawab pertanyaan wartawan itu dengan tenang.

"hubungan ku selama ini dengan Sandara Park hanya sebatas rekan kerja. Aku tidak mempunyai special feeling terhadap Sandara"

Aku melihat reaksi Sandara yang terkejut mendengar jawaban oppa.

"Aku tau banyak pers akan kecewa mendengar jawabanku ini, tapi aku tidak perduli. Bagi ku saat ini yang paling penting adalah kebahagiaan wanita yang aku cintai. Aku berani dan rela mengorbankan ketenaran dan popularitas ku demi kebahagiaan wanita yang aku cintai"

Jiyong oppa melanjtukan jawabannya, lalu menggenggam tangan ku.

"Lee Chae Rin adalah wanita yang selama ini aku cintai. Saat ini dia lah hal yang paling penting dalam hidupku. Jadi kalau kalian masih bertanya-tanya siapa orang yang G-Dragon cintai, jawabannya perempuan itu bernama Lee Chae Rin."

Aku terbengong-bengong mendengar jawaban oppa yang sangat berani itu di depan para wartawan.
Aku sangat terharu dan tidak bisa menahan airmata ku.

Jiyong oppa memeluk ku, melepas topi yang ia pakai lalu mencium ku dibalik topi itu.
Aku bisa melihat blitz kamera dimana-mana yang memotret adegan kami itu.

Ah, aku sudah tidak perduli.
Yang aku perdulikan saat ini hanya Jiyong oppa.

Setelah menciumku, oppa kembali berbicara.

"yaa!! Seungri! Aku sudah tegas kan, aku memilih Chae rin, Lee Chae Rin sebagai orang yang aku cintai. Aku tidak bisa membiarkan mu mengambilnya dariku! mianhae!" Jiyong oppa tertawa.

"ya!! hyung!" aku mendengar teriakan Seungri oppa dari jauh. Aku dan Jiyong oppa tertawa dan berlari keluar, masuk ke mobil dan pergi ke tempat dimana tidak ada wartawan.

Aku dan oppa pergi ke taman bunga yang ku datangi 3 tahun lalu.

"oppa, disini pertama kali oppa menyatakan perasaan padaku, remember?"

Jiyong oppa hanya tersenyum.

"yes, i'm remember"

"di awal aku mengatakan aku mencintaimu disini, disini juga aku mau mengatakan nya lagi"

Jiyong oppa mengeluarkan kotak berwarna merah yang dibungkus pita.
Oppa membukanya, aku terkejut ketika melihat isi nya adalah sebuah cincin.

"Chae rin, saranghaeyo. will you be mine?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya airmata haru yang aku keluarkan.
Aku menganggukan kepala ku, oppa memakaikan cincin itu ditanganku.

Aku dan oppa berpelukan di taman bunga itu.
Dikelilingi bunga matahari yang saat itu sedang bermekaran.

Sesaat aku dan oppa saling bertatap-tatapan.

"will you remember this forever?"
"yes i will...."

the end... <3 SkyDragon <3

REMEMBER PART 7

KWON JI YONG

"Jiyong hyung!!" Seungri membantik pintu sambil berteriak.

"ada apa sih teriak-teriak gitu? kayak dikejar setan aja kamu"

"Chae rin!"

"Chae rin kenapa?" aku semakin penasaran dengan Seungri.

"Chae rin kecelakaan!"

PRAAAANG!

Gelas yang ku pegang jatuh pecah ke lantai. Nafasku terasa sangat sesak waktu aku mendengar Chae rin kecelakaan.

"ja.. jangan bercanda Seungri" aku mencoba bersikap sewajar mungkin.

"aku serius hyung, rumah sakit barusan menelpon, Chae rin luka parah"

Aku semakin ketakutan, nafasku semakin sesak mendengar kata-kata Seungri.

"ru.. rumah sakit mana?"

Aku berlari ke mobilku begitu aku tau rumah sakit tempat Chae rin dirawat.
Aku menyetir dengan kecepatan tinggi ke rumah sakit itu.

Yang ada dipikiran ku saat itu hanya Chae rin. Lee Chae Rin.

"suster, pasien bernama Lee Chae rin?!"

"ah ada di ruang UGD lantai 3"

Aku berlari secepat mungkin ke lantai 3 menaiki tangga. Tidak ada waktu untuk meunggu lift turun ke lantai bawah, terlalu lama.

Semakin dekat ruang UGD aku semakin takut.
Apa Chae rin mengalami kecelakaan karena aku?

Airmataku jatuh berlinang di pipiku saat aku sudah tepat di depan ruang UGD.
Aku bisa melihat Chae rin yang penuh dengan infus sana sini tergeletak lemah di dalam sana.

Hatiku remuk melihat Chae rin seperti itu.

"maaf tuan, tuan keluarga dari Chae rin?"

"saya temannya" jawabku lemas.

"ini ada barang-barang Chae rin yang kami simpan selama pemeriksaan dilakukan, kami tidak bisa menyimpannya lama-lama"

"ah khamsahamnida" aku menerima tas Chae rin dengan lemas.

Aku duduk di lantai dekat pintu UGD Chae rin, aku membuka tas Chae rin.
Hatiku bertambah remuk waktu aku melihat surat dan HP yang aku berikan padanya 3 tahun lalu.

Masih tersimpan rapi dan bersih.
Aku membuka surat yang aku tulis 3 tahun lalu itu, aku melihat balasan surat Chae rin yang ia tulis dibelakang surat ku.

oppa!

aku tidak akan melupakanmu.
aku janji aku akan menunggumu sampai kamu kembali.
ah khamsahamnida utk lagu yg oppa nyanyikan untukku.
aku sangat menyukainya.

aku benar-benar sedih waktu oppa meninggalkanku.
aku merasa hari-hariku menjadi sepi tanpa oppa,
aku tidak punya kenangan lain selain surat dan HP oppa ini

tiap hari aku selalu melihat video oppa
aku kangen sekali melihat oppa yang tertawa lepas seperti itu

aku sangat menyukai oppa!
saranghaeyo oppa!

Chae rin...

Airmata mengucur deras di wajahku, aku benar-benar tidak sanggup membaca surat itu untuk kedua kalinya.
Aku baru sadar kalau selama ini yang ku cintai itu Chae rin bukan Sandara.
Mianhae Chae rin, aku sudah menyakitimu..

Mianhae.....

Aku kembali menangis terisak-isak di pojok rumah sakit memanggil nama Chae rin.


SEUNGRI

"hyung! dimana Chae rin?!" aku menhampiri hyung yang duduk di pojokan.

Hyung tidak membalas pertanyaanku, ia hanya memandangku dengan mata yang sayup.
Merah, bengkak, seperti habis menangis.

"Hyung, jawab! Chae rin dimana?!"

Mata hyung mengarah ke ruang UGD. Aku shock dan mendadak merasa lemas.
Aku berjalan pelan melihat ke arah pintu itu.
Aku melihat Chae rin yang terkapar tidak berdaya didalam sana.

Aku shock dan tidak bisa berkata apa-apa.

"kalau sampai terjadi apa-apa dengan Chae rin"

Ucapan Hyung memecah keheningan.

"aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku.. melukai wanita yg sangat aku cintai"

Aku hanya menghela nafas dan menahan airmata yang ingin tumpah rasanya.
Aku mengepal tangan ku dan berdoa.
Alu tidak memaksa Chae rin harus mencintai ku juga.
Aku tidak menuntut apa-apa.
Aku hanya minta Chae rin sembuh. hanya itu....


KWON JI YONG

Aku masih memikirkan keadaan Chae rin yang belum juga siuman.
Tiga hari sudah ia terkapar di UGD tapi belum juga siuman.
Aku sangat merasa bersalah, tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Aku yang membuat Chae rin menjadi seperti itu, aku...

"jiyongggg"

"ah, Sandara, ada apa?"

"Jiyong, semua orang bertanya padaku apa aku ini pacaran dengan mu atau hanya sekedar teman dekat. Aku butuh kepastian hubungan kita, kamu menyukai ku kan?"

Aku menghela nafas, aku memutuskan berbicara yang sesungguhnya.
Kalau yang kucintai itu Chae rin, bukan Sandara.

"Sandara, sealama ini aku sudah salah mempresepsikan perasaan ku kepadamu"

"maksudmu?" raut wajah Sandara berubah.

"aku memang menyukaimu, tapi hanya sekedar sabagai saudara, aku menyukaimu.. bukan berarti aku mencintaimu.. mianhae Sandara"

Aku pergi meninggalkan Sandara di ruanganku. Aku tau dia pasti akan menggamuk dan berteriak, aku tidak mau mendengarnya. Membuatku pusing.

Aku meninggalkannya dan pergike toko bunga.
Aku membeli 20 batang bunga matahari untuk Chae rin.
Aku mengemasnya secantik mungkin lali aku beranjak ke rumah sakit.

"Chae rin... ini aku" Aku meletakkan bunga matahari di vas kamar Chae rin.

"hari ini kamu ulang tahun ke 20 kan? Aku membawa 20 bunga matahari kesukaanmu Chae rin..."

"kamu lihat bunga nya sangat cantik sepertimu" Airmataku mulai berlinangan kembali.

"Chae rin aku mohon bangun, aku janji tidak akan pernah melukai mu lagi, aku janji Chae rin"

Aku menggenggam tangan Chae rin dan menangis di kamar nya.
Aku benar-benar Tuhan masih memberikan ku kesempatan untuk membahagiakan Chae rin.

Kalaupun taruhannya adalah semua harta dan ketenaranku aku mau menggantinya dengan kesembuhan Chae rin.
Aku ingin membahagiakan nya, membuat nya tersenyum kembali.

Aku kembali menangis menyesali semua perbuatanku kepadanya.

"op..pa..."

Aku terkejut mendengar Chae rin berbicara dan meamanggilku.

"Chae rin?!"

REMEMBER PART 6

Untuk apa Jiyong oppa mash menyimpan fotoku?
Aku terpaku melihat foto ku itu, tidak habis pikir.

"Chae rin!" Seungri oppa memanggil ku dari jauh.

Buru-buru aku menyimpan fotoku dan mengembalikan dompet itu ke tempatnya.

"ah gomawo oppa, merepotkan mu" Aku mengambil minuman yang dibeli oppa untuk ku.

"ah tidak lah, aku yang mau beli buat kamu kok"

Aku masih tidak bisa berpikir jernih setelah melihat fotoku yang ada di dompet Jiyong oppa.

Aku diam-diam memandang Jiyong oppa yang sedang bermain degan Sandara di pinggir laut sana.

"Chae rin? Chae rin?" Seungri oppa melambai-lambaikan tanganny di depan wajahku.

"ah? iya?!"

"kamu... sedang melihat Jiyong hyung ya?"

"ah, aniii, aku lihat ombaknya tidak terlalu besar, aku ingin bermain air" Aku berusaha mengelak.

"ahh, begitu. ayo kita bermain" Seungri oppa merangkulku dan menggandengku berlari ke pinggir laut.

"Chae rin!" Aku membalikan badan, menengok ke arah Seungri oppa.

"ha...? ya!!" Seungri oppa mengguyurku sehingga aku basah kuyup.

"ah oppa!" Seungri oppa hanya tertawa melihatku yang basah kuyup.

"ah mesra sekali kalian....." Aku mendengar Daesung oppa meledek kami berdua dari tengah laut.
Daesung oppa sedang berenang dengan Minzy.

"yaa!! hyung! diam!" Aku melihat pipi Seungri oppa yang memerah.

"Chae rin unnie! kesini ayo kita berenang!" Minzy berteriak.

"ah aniii!! aku tidak bisa berenang!" balasku berteriak.

"ah ayo kita kesana Chae rin" Seungri oppa menarik ku.

"ah anii, aku tidak bisa berenang oppa"

Seungri oppa menganggukan kepala lalu berjalan ke tempat menyewa ban.
Ia menyewa sebuah ban lalu memakaikan ban itu di pinggangku.

"sekarang tidak usah takut, aku yang berenang mendorong mu dari belakang"

"opp!" Aku baru mau menjawab Seungri oppa sudah mendorong ku ke tengah lautan.

Sampai ditengah, aku bermain dengan Minzy, Daesung oppa dan Seungri oppa.
Aku benar-benar bisa melupakan Jiyong oppa saat bermain dengan mereka.

"hey Seungri ayo kita lomba berenang sampai ke pinggir pantai sana trus balik lagi. yang kalah traktir makan BBQ, gimana?" Daesung oppa menantang Seungri oppa.

"ah aku tidak takut hyung!"

"ya!! aku ikut lomba!" Minzy berenang ke arah mereka berdua.

"yaa!! bagaimana dengan aku? masa kalian tega meninggalkanku sendirian di tengah laut?" Aku berteriak ketakutan memegang ban ku erat-erat.

"tidak apa Chae rin aku akan segera berenang kesini begitu sampai disana! aku janji!" Seungri oppa menajwabku lalu mulai lomba berenang dengan mereka berdua.

Aku berpegangan erat-erat dengan ban ku ditengah laut, tapi lama-lama aku merasa ada yang aneh dengan ban ku.
Seperti ada suara angin yang keluar, aku merasakan ban ku semakin lama semakin kempes.

Aku mulai panik. Aku berteriak memanggil Seungri oppa tapi dia tidak mendengar.
Ban ku semakin lama semakin kempes, pinggangku sudah mulai merosot dari ban ku.

Aku berusaha menggoyangkan kedua kaki ku supaya tetap mengapung  tapi aku tidak bisa.

Kaki ku keram!


SEUNGRI

"hahhh! aku menang! Daesung hyung! Minzy! kalian kalah! kalian harus traktir aku makan BBQ okeeeeeee? hahahaa"

Aku tertawa puas karena sudah mengalahkan Daesung hyung dan Minzy.
Aku baru saja mau berenang kembalike Chae rin tapi aku tidak bisa menemukan tempat ban Chae rin mengapung.

Kemana Chae rin? gumamku.

"heh, Chae rin mana ya? kok tidak kelihatan dari sini?"

"ah masa?" Minzy mengambil teropong untuk melihat lebih dekat.

Minzy mulai mencari sekitar pantai untuk mencari Chae rin, kanan dan kiri, tidak juga ditemukan.

"eh tunggu!! yaa!! itu Chae rin!! ban nya kempes dia tenggelam!!" Minzy berteriak.

"yaa!! tolong Chae rin!! Chae rin tenggelam!!" Minzy berteriak semakin panik.

Aku berlari secepat mungkin untuk berenang menolong Chae rin, tapi baru aku sampai dipinggir pantai, seorang lelaki berlari lebih cepat dari ku berenang ke arah Chae rin.

"Jiyong hyung?!" gumamku dalam hati.

Kaki ku susah digerakan rasanya saat aku melihat Jiyong hyung yang menolong Chae rin.
Aku berlari ke arah Minzy merebut teropong yang ada ditangannya dan melihat ke arah Chae rin.

Aku tidak bisa melihat Chae rin lagi, tangan nya pun sudah tidak ku temukan!
Aku mulai panik dan merasa sangat takut! Badan ku gemetar dan jantung ku deg-degan.

Tiba-tiba aku melihat Jiyong hyung yang keluar ke permukaan laut menggendong Chae rin.
Jiyong hyung berenang ke pinggri pantai sambil memegang Chae rin pelukannya.

Baru aku mau mendekat ke arah mereka, Jiyong hyung berteriak ke arahku.

"jangan mendekat!"


KWON JI YONG

"jangan mendekat!" aku berteriak ke arah Seungri.

Aku panik, takut, melihat Chae rin sudah tak sadarkan diri. Terkapar didepanku.

Aku mulai memompa dada nya dan memberi napas buatan.
Aku merasakan sedikit nafas dari hidungnya tapi ia masih belum sadarkan diri.

"bangun Chae rin! kamu harus bangun!" batinku dalam hati.

"ohok ohok!" Chae rin memuntahkan air keluar dan terbatuk-batuk.

"Chae rin, kamu tidak apa-apa?"

"oppaaaaaaaa!!" Aku bisa melihat wajah Chae rin yang sangat ketakutan dan pucat.

Aku memeluk Chae rin erat-erat. Aku pun sangat takut waktu melihat Chae rin hampir tenggelam ke dasar laut.

"oppaaaaa!! aku takut!!" Chae rin menangis di pelukanku.

"st st st, sudah tidak apa-apa, aku disini Chae rin" Aku memper-erat pelukanku.

Aku melihat ke arah Seungri yang tadi ku bentak. Dimata nya aku bisa melihat ia merasa sangat bersalah, tapi ia juga merasa sangat cemburu melihat aku memeluk Chae rin.

Aku bisa melihat itu dari matanya...


LEE CHAE RIN

Aku masih trauma dengan kejadian tadi siang. Aku hampir tenggelam ke dasar laut.
Detik-detik itu sangat menyeramkan, aku ingin menangis kalau aku mengingat aku hampir mati tenggelam tadi siang.

Aku tidak menyangka yang menolongku adalah Jiyong oppa.
Yang memberi  napas buatan adalah Jiyong oppa. Aku sangat senang.

Aku dan teman-teman lainnya dalam perjalanan pulang, hari sudah malam.
Aku duduk di tengah-tengah antara jiyong oppa dan Seungri oppa.
Membuat ku merasa janggal, aku menhan kantuk ku.
Aku takut kalau-kalau aku ketiduran aku akan menyender di salah satu pundak mereka.

Aku menhan kantuk ku sampai tengah malam, begitu kami sampai di YG kami semua mengambil barang kami masing-masing.
Aku baru ingin beranjak pulang sampai Sandara memanggilku.

"Chae rin, ada yang mau ku bicarakan denganmu"

Aku mengikuti Sandara sampai ke ruangan  Jiyong oppa.
Sandara memandangk dengan tatapan yang tidak biasa.
Seperti nya ia marah kepadaku, tapi kenapa?

"Chae rin aku minta kamu tidak mendekati Jiyong lagi"

Aku terkejut.

"me.. mendekati?"

"iya. aku tidak suka setiap kali kamu ada di dekat Jiyong. kamu hanya masa lalu Jiyong, aku mau kamu menjauh dari Jiyong"

"apalagi dengan kejadian Jiyong memberi mu napas buatan tadi, aku benar-benar tidak suka dan muak tau?! aku tidak akan membiarkan  kamu mendekati Jiyong dan mengambil Jiyong dariku mengerti?!"

Emosiku mulai terpancing saat Sandara membentakku dengan nada tinggi.

"aku mendekati Jiyong oppa? bukan kah napas buatan itu Jiyong oppa sendiri yang mau menolong ku?"

Sandara terkejut mendengar jawabanku.

"aku mendekati Jiyong oppa denga sportif bukan? aku sudah lebih lama mencintai oppa daripada kamu jadi kamu tidak ada hak melarangku untuk berhenti mencintai dia mengerti?!"

Aku mulai membalas Sandara dengan nada membentak.

Sandara mengambil ancang-ancang untuk menamparku.
Tangan nya diayunkan ke arah pipiku tapi aku berhasil menahannya dan mendorong nya ke belakang.

KREEKKKK!

Pintu terbuka, aku melihat Jiyong oppa yang masuk mencari tau asal keributan yang ku buat dengan Sandara.

Ketika melihat Jiyong, Sandara menjatuhkan dirinya dan berpura-pura kalau aku sudah menampar nya hingga dia jatuh.
Aku sangat kesal saat melihat nya bermain drama seperti itu di depan Jiyong oppa.

"ada apa ini?" Jiyong oppa masuk ke ruangan nya.

Sandara yang berpura-pura menangis berlari ke arah Jiyong oppa dan berpura-pura menangis.

"aku tadi hanya menanyakan keadaan Chae rin, lalu aku menanyakan hubungan nya dengan mu, tapi.. tapi tiba-tiba dia menamparku sampai aku terjatuh jiyonggg" Sandara bermain sandiwara didepanku.

Aku mengepalkan tanganku, sangat geram rasanya melihat dia bermain sandiwara.
Memutar balikan fakta yang ada.

Baru aku mau menjelaskan, Jiyong oppa sudah melemparkan tatapan marah kepadaku.

"aku sangat kecewa Chae rin, tidak seharusnya kamu memperlakukan Sandara seperti ini"

Baru aku mau menjelaskan lagi, aku dicela lagi oleh Jiyong oppa.

"kamu pulang saja sekarang, keluar kamu" Jiyong oppa berjalan melewatiku sambil merangkul Sandara.

"keluar!" Jiyong oppa spontan membentakku.

Aku kecewa karena Jiyong oppa lebih percaya kepada Sandara daripada percaya padaku.
Aku berjalan keluar ruangan membanting pintu ruangan itu.

Aku meneteskan airmata saat aku berlari ke jalanan, aku tidak memikirkan apa-apa lagi.
Aku terus berlari sampai aku mendengar klakson yang keras dari arah kanan ku.
Aku menoleh tapi hanya lampu yang menyilaukan menyorotku, aku tidak bisa melihat apa-apa.
Dan,

BRAKKK!!