5/11/2011

Friends part 1

LEE CHAE RIN


Namaku Lee Chae Rin.






Hari ini adalah hari pertama ku masuk ke sekolah sahabatku, Sandara.
Aku baru pindah dari Jepang beberapa hari lalu dan sudah harus masuk sekolah lagi.


Aku dipindahkan ke sekolah sahabat ku sejak kecil. YGschool.


"YA! Chae rin cepat! Kau sudah mau terlambat!"


"Ne eomma..."


"Y-Ya! Apa-apaan seragam mu itu? Tidak rapi sekali!" Eomma ku terkejut melihat baju seragam ku yang berantakan, persis seperti jagoan sekolah.


Kemeja yang ku keluarkan, rok ku yang diatas lutut.
Kaos kaki ku yang ku biarkan keriting membalut betisku.
Dasi yang ku pasang longgar, benar-benar berantakan.


"Aigo eomma, tidak apa-apa. Aku berangkat sekarang." Aku mencium pipi eomma ku lalu berangkat.


Aku bertemu dengan sahabat ku diluar. Rupanya dia sudah menunggu ku daritadi.


"Ya! Dara!" Aku menghampirinya lalu memeluknya.


"Ah Chae rin! Aigoo aku sangat merindukanmu!"


"Ne, aku juga."


"Wahhh, seragam mu. Kau bisa dianggap jagoan sekolah kalau penampilannya begitu."


"Bukankah itu bagus?" Aku tertawa lalu berangkat bersama dengan Sandara.


Aku melihat Sandara yang sagat berbeda denganku.
Seragam nya rapi sekali, sedangkan aku? Hahaha, tidak usah ditanya.


YG.school


"Ah, jadi ini sekolahmu?" Aku melihat ke sekeliling sekolah itu.


"Ne.."


"Sandara!!!" Aku melihat 2 orang wanita dari jauh berlari menghampiri Sandara.


"Ya! Minzy! Bom! Kenalkan ini sahabat ku yang baru datang dari Jepang."


"Chae rin imnida." Aku tersenyum lalu membungkukan badan.


"Annyeong! Minzy imnida."


"Bom imnida."


"Ah, Dara kau harus ke kelas sekarang!" Aku melihat wajah Bom yang panik.


"Ne? Ada apa?"


"Jiyong mem-bully Seungri lagi."


"Ne?! Benarkah?! Ayo kita kesana sekarang. Ah Chae rin ayo kau juga ikut!"


Mereka bertiga berlari mendahuluiku.
Aku mengikuti mereka dari belakang, berjalan santai sambil mengunyah permen karetku.


Aku sudah bisa mendengar kericuhan yang terjadi dari luar kelas.
Aku masuk paling terakhir setelah Bom, Dara dan Minzy.


"YA! Anak pabo! Anak pabo sepertimu tidak pantas disini tau?! Hahaha!"


"YA! Jiyong! Jangan begitu!" Sandara melerai mereka.


Aku melihat anak yang disebut-sebut Jiyong itu sangat.... Banyak gaya.
Aku juga melihat anak yang disebut Seungri itu sudah ingin menangis karena diperlakukan seperti itu.


Ah, aku paling tidak bisa melihat orang yang lemah diperlakukan se-enaknya.


"Biar saja Dara, anak ini memang pabo kan? P A B O! Hahaha!"


Jiyong sudah melangkah maju mendekati Seungri yang sudah terlihat ketakutan.
Aku berjalan dan berdiri didepan Seung, melindungi Seung.


"Ya, siapa kau? Mau ikut campur hah?" Jiyong membentakku.


Aku hanya menatap nya dengan tajam sambil mengunyah permen karet yang ada di mulutku.


"C-C-Chae rin, jangan begitu." Sandara berusaha meleraiku.


"Kau takut dengan orang seperti ini Dara? Pria macam ayam begini?" Aku melontarkan senyum licik kepada pria yang dipanggil Jiyong itu.


"Hoo, jadi nama mu Chae rin? Murid baru hah? Jagoan?" 


"Ne... Aku jagoan. Wae? Takut? Hahah." Aku tertawa meremehkan.


"Kau ini hanya murid baru disini, tidak usah ikut campur!" Jiyong membentakku.


"Aku tidak ikut campur. Aku hanya melindungi orang yang tidak bersalah."


"Hah, tidak usah sok tau kau!"


"Kau yang tidak usah sok jagoan!!" Aku mulai kehilangan kesabaran, aku membentaknya.


Se isi kelas menjadi diam beberapa saat setelah aku berteriak.
Jiyong menatapku dengan tatapan kesal, aku juga menatap nya.


"Y-Ya Jiyong, kita kembali ke kelas saja."


"Anii Dae! Aku tidak terima dipermalukan oleh wanita ini!"


"Hoo, kau temannya? Bawa pergi teman mu yang tidak tau diri ini! Aku muak melihatnya!"


"Kau bilang aku tidak tau diri?! Kau yang tidak tau diri!"


"Kau yang tidak tau diri!!" Aku membentaknya lalu memuntahkan permen karet ku di hadapannya.


Kali ini tatapan mata nya semakin memancarkan amarah kepadaku.
Jiyong mengepalkan kedua tangannya kesal.


"Wae? Mau menonjokku? Tonjok!" Aku memberikan pipi kananku.


"Y-Ya Chae rin, sudah, diamkan saja." 


"Anii Sandara. Kau diam saja." Aku meminta Sandara mundur beberapa langkah.


"Kau benar-benar wanita tidak tau malu ya ha-ha."


"Hanya bisa menghina ku? Kehabisan kata-kata untuk membela dirimu? Pabo?"


Aku melontarkan senyum meremehkan lagi kepada nya.


"K-Kau bilang aku apa?!" 


"Aku bilang kau pabo. PABO!" Aku mendorong Jiyong.


"Kau ini benar-benar!!" Jiyong meluncurkan serangan nya ingin menonjokku.


Sayang nya aku berhasil menahan kepalan tangannya yang sebentar lagi mengenai wajahku.
Aku melemparkan tangannya kebawah.


"Hanya itu yang bisa kau lakukan? Tidak jauh beda dengan anak kecil."


"YA! Kau!" Aku menunjuk teman Jiyong, Daesung.


"N-ne?"


"Bawa bocah busuk ini keluar dari sini! Aku muak melihat gelagat nya yang sok jagoan!"


Daesung pun memaksa Jiyong keluar dari kelas itu.
Jiyong keluar dengan mata yang masih menatapku sinis.


"Kau tunggu pembalasanku nanti!" Ucapnya.


"Aku tunggu, pabo."


Aku mengambil buku-buku Seung yang berceceran lalu memasukannya ke dalam tas miliknya.


"Ya, kau tidak perlu takut dengan orang seperti itu." Aku tersenyum lalu mengembalikan tas miliknya.


"WOHOOOO!" Seisi kelas menjadi heboh saat aku ingin keluar dari kelas itu.


Seisi kelas menyebut-nyebut nama ku 'Chae rin Chae rin'.


"Ya, Dara. Jiyong itu siapa sih?" Aku membuka bungkus permen karet baru.


"Dia itu anak pemilik sekolah ini, jagoan disekolah ini juga sih. Jadi semua murid disini takut dengannya."


"Oh. Lalu kenapa Minzy dan Bom memanggilmu? Dia takut denganmu?"


"Aniii, dia suka kepadaku."


"Lalu kau menyukainya?"


Sandara menggelengkan kepala sambil mengerutkan wajahnya.


"Yang kusukai itu....." Dara melihat ke sekitar sekolah.


"Ah, itu! Yang memakai topi disana. Nama nya Taeyang. Dia teman Jiyong juga sih."


Aku memperhatikan pria yang disebut Taeyang itu. Boleh juga, gumamku.
Aku kembali berjalan dengan Sandara mencari kelasku.


"C-C-Chae rin!" 


"Hah? Siapa yang memanggilku?"


"A-A-Aku." Aku melihat seorang pria yang memakai kacamata menghampiriku.


"Ah, kau ini Seungri kan? Yang di kelas tadi?"


"N-N-Ne.."


"Ada apa mencariku?"


"A-Ah itu, gomawo... Sudah menolongku." Seung berterimakasih kepada ku sambil menggaruk-garuk kepalanya.


"Tidak perlu berterima kasih. Kau bisa panggil aku kapan saja kalau kau butuh bantuan."


Aku mengedipkan mataku lalu tersenyum kepada Seungri.
Aku dan Sandara meninggalkannya dan pergi ke kelasku.


"Gomawo Sandara sudah mengantarku. Kau bisa kembali ke kelasmu sekarang."


"Ah, itu... Kelas ini..." Dara tampak panik.


"Kenapa? Sudah tidak usah khawatir. Sana kembali ke kelasmu."


Sandara yang berjalan sambil sesekali melihat ke arahku pun kembali ke kelasnya.
Aku masuk ke dalam kelasku lalu....


"BAH!" Aku menabrak seseorang yang berpas-pasan dengan ku di pintu.


"K-K-Kau?!" Aku berteriak.


"Kau?! Sedang apa kau disini?!"


"Ini kelasku! Kau yang sedang apa disini?!" Aku membalas bentakannya.


"I-I-Ini kelasku!"


Aku memukul dahiku keras. Ah! Pantas saja Sandara terlihat panik tadi.
Rupanya aku sekelas dengan bocah sok jagoan ini, Jiyong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar