"C.. CL? Maksudmu aku?" Aku melihat reaksi wanita itu kebingungan.
"Ah, aniii.. Mianhae, kau sangat mirip dengan.. Temanku hahah"
"Ah, begitu.."
"Na.. Nama mu siapa kalau aku boleh tau?"
"Chae rin imnida" Wanita itu tersenyum padaku.
Ah, bukan CL rupanya.
Bodoh sekali aku ini. Berharap CL kembali ada di hadapanku.
Mana mungkin? CL sudah pergi ke tempat yang lebih baik dari sini.
Aku terdiam sesaat sambil menundukan kepalaku.
"Ah, kau sepupu Bom ya?"
TOP mengalihkan pembicaraan.
Aku tetap diam dan menatap Chae rin sekali-kali.
"Ne.. Kau pasti TOP oppa, kekasih Bom unnie kan?"
"Ah, ne.." TOP tersenyum.
"Ohiya, bunga nya!" Chae rin mengeluarkan sebuket bunga edelweis dari plastik yang di bawa di tangan kanannya.
"Oh, khamsahamnida.." Aku mengambil buket bunga itu.
Aku memandang bunga itu, aku teringat dengan CL.
Aku ingat wajah CL yang sangat cantik kalau melihat bunga edelweis kesukaannya sedang mekar seperti ini. Cantik sekali.
"Ne, kalau begitu, aku pulang dulu. Khamsahamnidaaaaa" Chae rin membungkukan badannya.
"Hari sudah mulai gelap. Kau mau ku antar?"
"Aniii, tidak usah TOP oppa. Aku pulang sendiri saja, annyeong!"
Chae rin berjalan pulang.
Lagi-lagi aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.
Aku mengepalkan tanganku seakan-akan ingin menahan Chae rin untuk tidak pergi.
"C.. CL..." Aku menahan rasa sakit di dadaku.
"Sudah sudah. Kau mau ke makan CL dulu?" TOP hyung merangkulku.
"Ne.. Kau pulang duluan saja hyung"
"Ne.. Hati-hati"
Aku berpisah dengan TOP hyung.
TOP hyung kembali ke dorm sementara aku kembali berjalan ke tempat pemakaman.
Aku kembali berlutut di depan makan CL.
"Ya, CL.. Aku sangat takut. Aku seperti melihat sosok mu tadi"
Aku meletakkan bunga edelweis yang kupegang disebelah bunga tulip yang tadi pagi kuletakkan di makam CL.
"Rasanya kalau aku mengingatmu sakit sekali CL.. Sakit sekali"
"Disini, sakit sekali rasanya" Aku meletakkan tanganku di dada ku.
"Ya, CL.. Aku merindukanmu, kenapa tidak menjawabku? Apa kau sudah tidak menyayangiku?"
"Kenapa tidak pernah menelponku lagi? Sudah lama aku tidak mendengar suaramu"
Aku melihat salju yang mulai menumpuk di pemakaman itu.
Tebal sekali menutupi tanah dan rumput, semua nya menjadi putih.
"Ya, CL.. Aku ingin memelukmu.. Jemputlah aku disini, bawa aku ke tempatmu disana"
Air mata ku mulai mengalir lagi.
Aku ingat saat CL mengalami kecelakaan di hari ulang tahunnya.
Aku yang sedang menyiapkan surprise untuknya serasa terkena serangan jantung saat aku mendengar CL masuk rumah sakit.
Aku berlari secepat mungkin ke rumah sakit.
Tapi.... Aku melihat CL yang tubuhnya sudah di tutupi kain.
"CL, sebentar lagi ulang tahunmu kan? Kau mau hadiah apa? Apa kau mau aku kesana menyusulmu?"
Saat aku sedang menangis di makan CL, HPku berbunyi.
Taeyang rupanya menelponku.
"Ne?" Aku berusaha menyembunyikan suara tangisku.
"Ya, kau sedang dimana?"
"Di... pemakaman, kenapa?"
"Sepertinya salju yang turun semakin lebat. Sebaiknya kau pulang sekarang, semuanya mengkhawatirkan mu disini"
"Ne.. Aku pulang sebentar lagi"
"Ne? Ne?" Aku mendengar maknae kesayanganku di telpon.
"Ne? Kenapa Seung?"
"Ya hyung! Kau dimana? Cepatlah pulang, nanti kau sakit"
"Ne Seung, aku pulang sekarang..."
"Ah, belikan ramen untukku ya? Hehehe"
"Ne, aku belikan yang banyak untuk mu"
Aku menutup telpon ku.
Aku menghapus airmataku lalu mengambil nafas dalam-dalam.
Aku tidak boleh seperti ini, semua nya mengkhawatirkan ku. Mereka bisa sedih kalau tau aku begini.
Batinku....
YG.dorm
"Aku pulang....."
"Ya! Jiyong pulang!" Daesung yang melihat ku berteriak, semua nya keluar lalu menghampiriku.
"Wahhh hyung lihat kau sudah seperti boneka salju, ayo cepat masuk!" Seung menarik ku kedalam lalu membersihkan salju yang menumpuk di mantelku.
Aku sangat menikmati masa-masa seperti ini.
Semua orang sangat menyayangiku, sakit di dada ku bisa terhapus sedikit.
"Minum teh hangatnya Jiyong"
"Ne, khamsahamnida TOP hyung" Aku meminum teh yang dibuatkan TOP hyung.
"Ya, aku buatkan ramen ya?" Seungri mengambil ramen ditanganku.
"Bocah kau bisa apa? Sini aku saja!"
Seungri dan Daesung saling merebut ramen itu, berebut ingin membuatkannya untukku.
Aku tertawa haru melihat tingkah laku mereka yang memperhatikanku.
"Ya, jangan berkelahi. Kalian buat masing-masing satu saja. Lagipula aku sangat laparrrrr" Aku tertawa.
"NE!" Seungri dan Daesung menjawab hampir bersamaan lalu pergi ke dapur.
"Matamu bengkak, habis menangis ya?" Taeyang duduk disebelahku.
Aku hanya menundukan kepalaku.
Tidak mau mataku dilihat kebih lama oleh TOP hyung dan Taeyang.
"CL pasti sedih kalau lihat kau sedih begitu, jangan sedih lagi. Kami semua menyayangimu Jiyong"
"Ne, khamsahamnida hyung..."
Kata-kata TOP hyung menguatkan ku yang tadinya sudah terpukul lemah.
Pagi-pagi ke esokan hari nya aku menemani TOP hyung pergi ke toko florist milik Bom.
Seperti biasa, tiap bulan TOP hyung pasti membantu Bom di toko nya.
Tapi kalau TOP hyung ada waktu luang, ia bisa membantu Bom lebih dari sekali.
Aku sampai di toko bunga milik Bom.
Aku melihat Bom yang sedang mengurus bunganya.
TOP hyung mengamati dari jauh.
"Bom semakin cantik ya?" Aku menggoda TOP hyung.
"N-ne..."
"Lalu kenapa terus berdiri disini? Sana hampiri pabo" Aku tertawa.
TOP hyung mengambil nafas dalam-dalam lalu berjalan menghampiri Bom.
Aku masuk ke dalam toko milik Bom melihat-lihat.
Banyak bunga edelweis kesukaan CL di dalam.
Aku melihat Chae rin, wanita yang mirip dengan CL sedang melayani tamu yang datang di meja kasir.
Saat aku sedang meihatnya, Chae rin melihatku.
"Ah, annyeong! Kau yang kemarin kan?" Chae rin memanggilku.
"N-ne.." Aku menghampirinya.
"Sedang apa disini?"
"Aku menemani TOP hyung, bantu-bantu disini"
"Ah, begitukah? Kau sangat suka edelweis ya?"
"Ne.." Jawabku singkat.
Chae rin mengambil beberapa tangkai bunga edelweis lalu memberikannya padaku.
"Sepertinya wajahmu murung sekali. Jangan murung lagi, nihh"
"Ne? Aniii tidak usah" Aku berusaha menolak.
"Tidak apa. Anggap sebagai tanda perkenalan kita"
Aku mengambil bunga itu dari Chae rin.
Aku tersenyum.
"Khamsahamnida..."
"Ne.. Siapa namamu?"
"Jiyong imnida.." Aku membungkukan badanku kepadanya.
"Senang mengenal mu Jiyong oppa.."
TOP
"Jiyong pasti sangat terkejut melihat Chae rin kan?"
"Ne, seperti nya kemarin dia menangis di makan CL" Jawabku.
"Hm, wajar saja. Jiyong sangat menyayangi CL, kasian dia"
"Tapi dia tidak bisa terus-terusan begini, dia harus merelakan CL"
"Ne... Biar dia bermain dengan Chae rin, mungkin bisa membantu nya menghapus rasa sakitnya?"
Bom membawa bunga yang akan di rangkai menjadi sebuah buket ke dalam.
Aku mengikutinya dari belakang.
Aku melihat Jiyong yang sedang berbincang-bincang dengan Chae rin di halaman belakang Bom.
"Fighting Jiyong.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar