AUTHOR: Jivon / @KWONLADY_
CAST: Find it yourself :)
GENRE: Romance
RATING: G
CHAPTER 7
Kwon Jiyong’s POV
Suasana gemuruh para pelanggan terdengar di kedai Chaerin, aku berdiri di depan kedai menunggu Chaerin turun.
“Ya!” Chaerin mengejutkanku.
“HOH! Jangan begitu!” Aku mengelus-ngelus dadaku.
“Mian mian. Hahaha, kau mau membantuku?”
“Hm..” Aku melirik ke dalam kedai, “Yasudah.”
Chaerin tersenyum senang ketika aku bilang akan membantunya. 1 jam, 2 jam, 3 jam aku membantu di kedai Chaerin. Awalnya aku tidak mengeluh, tapi lama kelamaan aku mulai lelah mondar-mandir keluar masuk karena tidak terbiasa dengan aktifitas semacam ini.
“Khamsahamnida.” Aku membungkukan badanku kepada pelanggan terakhir.
Lega rasanya aku bisa duduk menyenderkan kaki ku kembali dan merenggangkan punggungku.
“Lelah tuan muda?” Aku melihat Chaerin membawakanku segelas kopi hangat.
“Sangat.” Jawabku meniup-niup pelan kopi ku.
“Hm… udara nya semakin dingin ya? Salju nya juga semakin tebal. Mungkin kita bisa membuat orang-orangan salju besok.”
“Mwo? Bilang saja kau ingin berkencan denganku.” Aku meledek Chaerin.
“Hissss. Aku kan cuma menyarankan.” Chaerin memanyunkan bibirnya.
“Ah! Itu, kemarin appa mu kenapa mengejarmu?” Lanjutnya.
“Oh, itu. Perusahaan appa ku mau mengadakan konferensi pers pameran antar perusahaan. Seharusnya aku yang jadi wakil dari perusahaanku tapi aku sudah tidak berminat.”
“Wae? Karena aku ya?” Chaerin tersenyum nakal.
“Mwo? Siapa bilang? Ih.”
“Ih aku hanya bercanda. Ih. Lalu, apa appa mu akan mengejarmu lagi?”
Aku berpikir sejenak, “Pasti.”
“Memangnya kapan konferensi pers itu?”
“Sekitar 2 hari lagi.”
“Oh.” Chaerin duduk diam disebelahku.
“Wae? Kau takut aku meninggalkanmu ya?” Aku meledeknya sambil meminum kopi ku.
“Heissss….!” Chaerin memukul ku pelan, membuat kopi yang kupegang tumpah ke baju ku.
“Aw! Panas panas panas!”
“Mian!” Chaerin menge-lap baju ku dengan tangannya.
“Mi-“
Sepertinya Chaerin merasakan apa yang ku rasakan saat mata ku bertatapan langsung dengan mata nya. Kaki ku terasa lemas, badan ku kaku sulit untuk bergerak.
Tanganku seperti bergerak sendiri ke pipi Chaerin, perlahan tapi pasti aku mendekatkan bibirku ke bibir Chaerin.
Chaerin yang terlihat gugup memejamkan matanya sedikit demi sedikit.
Hanya tinggal beberapa cm lagi aku berciuman dengan Chaerin sampai….
KRIIINGGGGG!!!
HP Chaerin berdering keras, membuat momen romantis ku dengan Chaerin pecah berkeping-keping.
“HP terkutuk!” Aku memaki-maki HP Chaerin dalam hati.
“Y-Y-Yoeboseyo?” Chaerin yang masih tergagap-gagap mengangkat telpon dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.
“Ah, Seungri-ah. Wae?”
MWO? Jadi yang mengacaukan momen penting ku itu Seungri si bocah pabo itu? Urghhh kalau dia ada dihadapanku ingin ku telan dia rasanya.
“Sini.” Aku merebut HP Chaerin, “Ya, bocah! Jangan ganggu Chaerin sedang sibuk. Annyeong.” Aku mematikan telpon Seungri dan mematikan HP Chaerin.
“Ya! Kenapa begitu?” Chaerin merebut HP nya kembali.
“Heisss. Si pabo itu sudah me-!”
“Me? Me apa? Hah? Hah” Chaerin meledekku.
“H-H-Heiss lupakan lupakan lupakan.” Aku buru-buru pergi ingin beranjak pulang.
“Jiyong-ah!” Aku berhenti melangkah saat Chaerin memanggil namaku. “Kau benar-benar tidak akan pergi kan?”
Entah kenapa, pipi ku rasanya seperti sedang terbakar saat Chaerin bertanya seperti itu, pipi ku memerah. Jantung ku berdetak cepat.
“Huff…..” Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghampirinya. “Ne, aku tidak akan pergi. Kau takut aku pergi?” Aku meledeknya.
“Ne.. Aku takut kau pergi.” Jawabnya polos membuatku semakin deg-degan.
“Pabo. Aku tidak akan pergi.”
“Janji?” Chaerin mengangkat jari kelingking nya.
“Ya, kau ini umur berapa? Berjanji menggunakan ini?” Aku menunjuk kelingking Chaerin.
“Aku janji.” Aku mencium jari telunjukku lalu menempelkannya di bibir Chaerin.
“Y-Ya! Apa-apaan kau ini…!” Chaerin menutupi bibirnya
“Wae? Kau malu? Bukankah kita sudah………”
Chaerin berpikir sejenak mencoba mencerna kata-kata ku yang tujuan sebenarnya mengingatkannya dengan kejadian saat di gudang tua kemarin. Saat aku mencium nya.
“H-H-HEISSS! Yang itu tidak dihitung!”
“Mwo? Wae? Hmmm.” Aku tersenyum lalu menarik kepalanya.
“Kalau begitu yang ini dihitung.” Lagi, aku mencium bibir Chaerin cukup lama.
DEG DEG DEG. Aku bisa mendengar detak jantung Chaerin yang cepat, sama seperti aku yang juga deg-degan saat menciumnya.
“H-H-Heis!” Chaerin menundukan kepalanya saat aku melepas ciumanku.
“Aigo aku mau mati rasanya, aigo! Kau! Jangan sembarangan mencium ku lagi…! Ciuman ku itu berharga tau!”
“Aku tau.” Aku meletakkan tangan Chaerin di dadaku, “Terasa tidak? Jantungku juga deg-degan bukan hanya kau. Aku tau ciuman mu berharga makanya aku ambil sekarang. Jadi….”
“Bibir ini, hanya milikku. Milik Kwon Jiyong. Arasso?”
“N-N-Ne…” Pipi Chaerin semakin memerah.
“Ah, kau juga harus memanggil ku oppa mulai sekarang, arasso?”
“Mwo? Kenapa aku harus memanggil mu oppa?!” Protes Chaerin.
“Kenapa ya? Hm… Karena aku yang mau. Arasso?”
Aku kembali berjalan pulang dengan senyuman lebar yang tidak bisa kuhilangkan dari wajahku. Kaki ku rasanya ingin melompat-lompat tapi aku harus tetap menjaga image ‘cool’ ku di depan Chaerin.
Chaerin’s POV
Benar-benar keterlaluan! Se-enaknya saja Jiyong mencium ku. Beruntung Seunghyun oppa tidak melihat aku berciuman dengan Jiyong tadi, kalau sampai dia lihat bisa jadi apa aku.
Aku buru-buru naik ke atas.
“Eomma?” Aku mengintip ke dalam kamar eomma.
“Eomma aku masuk ya?”
“Ne Chaerin….” Aku mendengar eomma menjawab dengan suara pelan.
Aku masuk ke dalam kamar eomma dan duduk di samping eomma yang sedang terbaring sambil membuka-buka sebuah album foto.
“Eomma, masih sakit kah?” Aku merangkul eomma.
“Ani, eomma sudah sehat kok. Kau ini jangan terlalu mengkhawatirkan eomma. Nanti malah kau yang sakit Chaerin-ah.”
“Aigo, mana mungkin aku tidak mengkhawatirkan eomma. Aku sangat sayang dengan eomma.” Aku memeluk eomma erat-erat.
“Eomma juga sayang dengan Chaerin. Anak eomma yang cantik.”
Sambil memeluk eomma aku melihat album yang sedang di lihat oleh eomma. Foto masa kecilku dengan oppa, eomma dan appa. Aku masih sangat-sangat kecil di foto itu.
“Ah, eomma sangat cantik!” Aku melihat foto eomma yang sedang duduk disebelah appa.
“Chaerin lebih cantik.”
“Hehe.” Aku tertawa malu, “Ini appa kah?”
“Ne…” Jawab eomma singkat. Melihat foto eomma dan appa aku sedikit rindu dengan appa yang jauh dari ku. Aku ingin menghubunginya tapi bagaimana mungkin, aku sedang bertengkar dengannya.
“Eomma tidak merindukan appa?” Tanyaku asal.
“Tentu saja rindu. Eomma rindu masa-masa kita ber-empat duduk dan makan bersama.” Eomma memancarkan senyum lemah di wajahnya.
Hatiku sakit melihat eomma yang masih merindukan appa. Ditambah mengingat appa yang sudah memiliki kekasih baru membuatku semakin sakit. Eomma memang seorang malaikat, terlalu baik.
“Chaerin-ah, kau sudah kerja keras hari ini. Mandi dulu.”
Aku mengangguk pelan lalu keluar dari kamar eomma. Sebelum keluar aku mencium dahi eomma dengan penuh kasih sayang dan memeluknya.
KRINGGGG! HP ku berdering keras.
“Yuhbasaeyo?”
“Chaerin-ah! Kau sedang apa?”Aku mendengar suara Seungri.
“Oh, kau. Aku…. Sedang tidak apa-apa. Wae?”
“Tidak apa. Kenapa lemas sekali? Kau sakit?”
“Ani, aku mengkhawatirkan eomma ku. Sepertinya eomma masih sakit. Eomma juga bilang merindukan appa.”
“Oh..” Seungri diam sejenak, “Kau mau menghubungi appa mu?”
“Aku tidak tau Seungri. Aku sedang tidak mood ngobrol Seungri, mian.”
“Ne, tidak apa. Jangan lupa istirahat.” Seungri menutup telponku.
KRIIINGGGG!
Belum lama aku memutus telponku, HP ku berdering kembali. Kali ini yang menelponku Jiyong. Berhubung aku sedang tidak ada mood untuk ngobrol aku tidak mengangkat telpon Jiyong.
Jiyong menelpon ku berkali-kali sampai aku me-silent HP ku. Sepertinya Jiyong mulai kesal, Jiyong mengirim sebuah SMS untukku.
Ya pabo, kenapa tidak angkat telponku? Aku kedinginan dibawah!
Mata ku terbuka lebar saat Jiyong bilang kalau dia sedang dibawah. Aku yang baru mau pergi mandi mengurungkan niatku. Aku mengambil mantel besarku dan lari kebawah.
KREEEEK!
Aku membuka pintu dan melihat Jiyong yang sudah dikeroyok oleh salju dingin di sekujur tubuhnya. Jiyong terlihat menggigil kedinginan.
“Aigo kenapa kau disini malam-malam?!” Aku memakaikan mantel ku ke pundaknya.
“Aku…. Apa ya…. Merindukanmu? Mungkin?” Jiyong tersenyum nakal lalu meletakkan kepalanya di pundakku.
DEG DEG DEG! Jantungku berdetak kencang tidak karuan.
CHAPTER 8
“H-Heiss, baru bertemu tadi!” Aku memukul punggung Jiyong pelan.
“Heiss memang aku tidak boleh merindukanmu? Telponku pun tidak kau angkat!” Jiyong menyubit hidungku.
“Aw! Jangan begitu. Aku sedang tidak ada mood bercanda tau.” Aku masuk ke dalam rumahku dan menarik salah satu kursi.
Jiyong ikut masuk ke dalam rumahku, menutup pintu dan duduk disebelahku.
“Wae? Ada apa? Sakit?”
“Ani.” Jawabku singkat menurunkan tangan Jiyong di dahiku.
“Wae? Cerita padaku.”
“Eomma, sepertinya eomma belum sembuh. Aku takut keadaan nya tambah parah. Belum lagi eomma tadi bilang kalau eomma merindukan appa. Ah, tidak taulah aku pusing.”
“Telpon saja appa mu.”
“Heiss dia sudah lupa dengan keluarga nya disini. Manusia macam apa dia itu.”
Aku mengacak-acak rambutku dan menunduk depresi. Memikirkan eomma membuatku ingin menangis rasanya.
Jiyong memperhatikanku lalu merangkulku, menyenderkan kepalaku di dadanya.
“Besok ku temani kau telpon appa mu itu. Tidak usah takut, kau mau tidak?”
Aku berpikir sejenak lalu menganggukan kepalaku. Aku yang sedang tertekan saat itu mengeluarkan airmata di pelupuk mataku mengingat keadaan eomma ku.
“Aigo, kenapa menangis? Cantik mu jadi hilang tau.” Jiyong menghapus airmataku.
“Aigo aku takut kehilangan eomma.” Tangisku mulai pecah.
“Heiss pabo. Jangan bicara yang aneh-aneh. Eomma mu tidak akan kenapa-kenapa.”
Aku tidak menjawab, air mata ku semakin deras mengalir keluar. Isak tangisku yang ku tahan mulai pecah, aku memeluk Jiyong erat-erat.
“Jangan menangis Chaerin-ah. Hey, lihat aku. Hey.”
Aku menggelengkan kepala ku, aku kembali menangis lebih keras.
“Chaerin lihat aku. Lihat aku.”
Kedua kali nya aku menggelengkan kepala ku menolak permintaan Jiyong.
“Heisss…!” Jiyong melepas pelukanku dan memindahkan kepalanya kebawah wajahku, bibir nya meraih bibir ku. Jiyong mencium ku mencoba menenangkanku.
Isak tangis ku mulai berhenti. Perlahan-lahan Jiyong melepas ciuman nya dan memeluk ku erat-erat.
“Jangan menangis lagi. Aku akan menjagamu.”
Aku membalas pelukan Jiyong, “Gomawo.”
“Saranghe.” Bisik ku pelan-pelan.
“Mwo? Kau bicara apa?”
“Saranghe Kwon Jiyong!” Aku memeluk Jiyong lebih erat lagi.
Aku mendengar Jiyong yang tertawa kecil dan berkali-kali Jiyong mencium kening ku, pipi ku, hampir seluruh wajahku dicium nya.
“Saranghe Chaerin.” Kata nya berbisik di telingaku pelan.
Still Chaerin’s POV
Pagi hari yang cerah ditemani rintik-rintik salju mungil yang berjatuhan dari langit. Tumpukan salju yang semakin hari semakin tebal membuat pemandangan di sekitar rumahku putih bersih.
“Oppa hari ini tidak buka kedai?” Tanyaku pada Seunghyun oppa yang sedang sibuk memasukan barang ke mobil dengan Daesung.
“Tidak. Aku hari ini mungkin pulang malam. Daesung dan aku mau mengantar pesanan ke tempat yang jauh dari sini. Kau jaga eomma mu.”
“Ne oppa.” Aku tersenyum menganggukan kepalaku.
Berkali-kali aku mengirim Jiyong SMS dan mencoba menelponnya, tidak ada balasan satu pun. Sepertinya dia masih tidur dan masih sibuk dengan alam mimpinya.
“Chaerin-ah!”
Aku melihat Seungri yang berlari dari jauh masuk ke dalam kedai ku. Salju putih berkerumun di atas rambut Seungri.
“Wah, pagi sekali kau datang kemari.”
“Ne, aku bosan dirumah jadi aku kemari.” Seungri duduk disebelahku.
“Chaerin, kami pergi dulu!” Daesung melambai-lambaikan tangannya padaku dari dalam mobil.
“Ne, hati-hari dijalan! Jangan lupa kabari aku!” Aku membalas lambaian tangan Daesung.
Suasana kembali hening saat mobil Seunghyun oppa sudah pergi. Aku dan Seungri duduk bersebelahan dan diam tanpa sepatah kata pun.
“Chaerin-ah, bagaimana keadaan eomma mu?”
“Begitulah.” Aku berdiri dan beranjak ke dapur, menuang segelas kopi panas.
“Lebih baik kau coba telpon appa mu sekarang.”
Aku menggelengkan kepala ku, ”Ani, nanti saja. Jiyong sudah berjanji denganku.”
“Berjanji apa? Menjaga mu?”
Aku menganggukan kepalaku dan meneguk kopi ku perlahan-lahan.
“Kenapa harus menunggu dia? Apa aku tidak bisa menjaga mu?” Seungri mengubah raut wajahnya menjadi serius.
“Bukan begitu Seungri-ah. Hanya saja…”
“Hanya saja kau tidak percaya padaku kalau aku akan menjagamu.” Seungri memotong kalimatku.
“Aigo bukan begitu…..”
“Kalau begitu telpon appa mu sekarang, aku akan menjagamu Chaerin.” Seungri memegang kedua bahuku, “Aku janji.”
Aku yang juga sudah tidak sabar lagi untuk menelpon appa mencerna kata-kata Seungri sejenak lalu meraih HP ku yang ada di kantong.
Aku menghela nafasku lalu menatap mata Seungri, aku mulai mengetik nomor appa ku, menyiapkan mentalku.
TUT… TUT….
“Yuhbasaeyo?” Aku mendengar suara appa.
“A-Appa. Ini aku, C-Chaerin.”
“Akhirnya kau menelpon juga! Appa berkali-kali mencoba menelponmu tapi tidak bisa!”
“M-Mian appa.” Aku diam sejenak, “Appa, apa appa tidak merindukan eomma?”
“Mwo?! Kenapa bertanya seperti itu tiba-tiba?!”
“Appa, pulanglah kemari. Eomma sedang sakit, eomma sangat merindukanmu. Aku juga sangat merindukan mu appa.”
“Bertemu dengan eomma mu?! Tidak akan! Appa sudah putus hubungan dengan eomma mu!”
“Aigo appa! Kenapa jahat sekali?! Hanya pulang menjenguk eomma sebentar apa salahnya?!”
“Appa akan datang menjenguk eomma mu kalau kau mau kembali ke Perancis dan menikah dengan calon yang sudah appa pilih!”
“APPA! KENAPA BEGITU?! APPA JAHAT!” Aku mulai membentak appa karena kesal.
“JANGAN GUNAKAN NADA SEPERTI ITU KEPADA APPA CHAERIN! APPA TIDAK AKAN DAN TIDAK SUDI BERTEMU DENGAN ATAU BERHUBUNGAN DENGAN EOMMA MU LAGI! DENGAR ITU!!”
“MEMANG NYA APA SALAH EOMMA?! APPA YANG MENINGGALKAN EOMMA KAN?! SEKARANG APPA BERKATA SEAKAN-AKAN EOMMA YANG MENINGGALKAN APPA!! BRENGSEK!!”
“CHAERIN JAGA BICARAMU!! CUKUP!! KAU SEMAKIN KETERLALUAN!! APPA AKAN MENJEMPUT MU DAN MEMBAWA MU PULANG KEMARI!! APA PUN ALASANMU KAU HARUS TETAP PULANG!!!!!!”
KLEKKK!
Appa mematikan telponku tidak memberi ku kesempatan untuk menjawab sepatah katapun. Aku yang sakit hati mendengar kata-kata appa duduk menangis di depan Seungri. Perasaan takut karena ancaman appa yang bilang akan membawa ku pulang juga menyerbu ku.
“BRENGSEK!” Aku melempar gelas kopi yang ada ditanganku, aku mulai menangis.
“Chaerin….” Seungri memeluk ku, aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Aku menangis didalam pelukan Seungri.
Kwon Jiyong’s POV
Aku mencoba menelpon Chaerin berkali-kali tapi nomor nya selalu saja sibuk. Siapa yang sedang dia telpon sebenarnya?
Tidak sabar menunggu aku menghampiri rumahnya. Aku mengetuk-ngetuk pintu rumahnya tapi tidak ada yang membukakan pintu.
Aku mengintip ke dalam dan berjalan mencari-cari Chaerin ke dalam.
“Brengsek!!”
Aku mendengar suara Chaerin yang sedang marah-marah sambil menangis dari arah dapur. Karena shock aku berlari ke dapur tapi langkah kaki ku terhenti saat melihat Seungri sedang memeluk Chaerin.
“Jiyong!! Aku mau Kwon Jiyong sekarang!!” Chaerin menangis semakin keras memanggil-manggil nama ku.
“Chaerin, aku, Seungri ada didepanmu. Aku, Seungri pria yang juga berjanji akan menjagamu ada didepanmu. Kenapa harus Jiyong? Kenapa?!”
“Jiyong!!!!!!!!” Chaerin menangis semakin menjadi-jadi.
Aku menarik nafas kesal lalu menghampiri mereka. Aku menarik Seungri dan menjauhkannya dari Chaerin. Seungri terlihat kaget melihat ku yang datang tiba-tiba.
“Mian, dia menginginkanku. Tolong keluar sebentar.” Seungri menatap ku dengan tatapan yang tidak biasa dan melangkah keluar dari dapur.
Aku kembali melihat Chaerin yang masih menangis. Aku melihat tangannya yang berdarah karena pecahan gelas yang berserakan di lantai.
“Ya! Kenapa tanganmu?!”
SREEKK! Aku merobek bajuku dan mengikat luka Chaerin, mencegah darahnya supaya tidak keluar lagi.
“Sshh sshh, sudah tidak apa-apa.” Aku menarik Chaerin ke dalam pelukan ku.
“Jangan menangis lagi. Apa aku perlu mencium mu lagi?”
“Heissss sudah jangan menangis. Aku benar-benar akan mencium mu kalau kau tidak berhenti menangis.”
“J-Jiyong-ah. A-Appa ku….mengancam ku kalau, kalau dia akan menjemput ku…memaksa ku pulang ke Perancis. Aku tidak mau!!” Chaerin mulai berbicara sambil menangis.
“Aku tidak mau berpisah dengan eomma, oppa, Daesung, juga dengan mu Jiyong!” Suara Chaerin terdengar gemetar.
Dada ku rasanya perih melihat Chaerin yang rela menangis karena tidak mau berpisah denganku. Aku memeluk Chaerin semakin erat, benar-benar tidak mau melepasnya sedetik pun.
“Ne.. Aku juga tidak mau berpisah denganmu.. Aku akan melindungi mu, aku tidak akan membairkan appa mu mengambil Chaerin yang kusayang dari sisiku.”
“Saranghe Chaerin….”
Seungri’s POV
Sial! Benar-benar sial! Rasanya emosi ku meledak-ledak saat melihat Jiyong memeluk Chaerin tadi. Kenapa dia datang disaat aku sedang bersama Chaerin? Brengsek!
“Kau ke atas dulu. Ganti pakaian mu, aku bawa kau ke dokter. Luka mu parah.”
Aku membalikan badanku melihat Jiyong yang keluar dari dapur dengan Chaerin. Chaerin menuruti perkataan Jiyong, Chaerin naik ke atas.
Hanya tinggal aku dan Jiyong di ruangan itu.
BRUKK!
Aku mendorong Jiyong hingga badannya terpojok ke tembok. Aku menarik kerah baju nya.
“Munafik! Kau bilang kau tidak suka dengan Chaerin tapi kau merebutnya dariku! Brengsek sekali kau Kwon Jiyong!”
“Mwo? Apa salahku? Chaerin juga menyukai ku, apa aku salah?!”
“Ne! Kau salah! Kau juga bilang kau ingin menjaga nya tapi nyata nya kau tidak becus!!”
BUKK!!
Jiyong mendorong ku dengan lengannya yang panjang, membuat badanku terdorong dan hampir terjatuh.
“Mungkin aku memang lalai kali ini menjaga nya, tapi aku tidak akan membiarkan mu menyentuh nya sedikit pun! Dia milikku Seungri, dia milikku!”
Aku dan Jiyong saling bertatapan dengan rasa emosi yang meledak-ledak. Kepalan tanganku rasanya ingin ku layangkan ke wajahnya.
“Ada apa ini?” Chaerin turun dari lantai atas melihat aku dan Jiyong yang sedang bertatap-tatapan.
“Tidak ada apa-apa. Ayo kita pergi.” Jiyong menarik Chaerin dan merangkulnya.
Jiyong berhenti sesaat saat mau melewati ku, mata nya yang tajam menatap ku dan berbisik dengan nada emosi, “Back off! She’s mine!” Lalu meninggalkan ku sendirian di rumah Chaerin.
BUAKKK! Aku menonjok dinding rumah Chaerin kesal, “Brengsek!!!”
to be continued~
WynnBET Casino Promo Code for $1,000 in bonus money
BalasHapusWynnBET Casino Promo 충주 출장샵 Code for $1,000 in bonus money · $20 free casino 삼척 출장안마 credit, no deposit bonus up to $1,000 · 30x Wynn Rewards casino 나주 출장마사지 credit up 대전광역 출장안마 to $1,000 · $20 free casino 통영 출장샵