7/20/2011

I'M NOT YOUR BARBIE [PART 3]

TITLE: I'M NOT YOUR BARBIE [PART 3]
AUTHOR: Jivon / @jivoncornelia
CAST: Find it yourself;)
GENRE: Romance
RATING: G


Still Choi Seunghyun's POV

"Ya... Mau sampai kapan kau memegang tanganku?"

Suara Bom yang sedikit berat membuatku salah tingkah dan mengangkat tanganku yang tadi berada diatas tangannya. Aku spontan berdiri dan berbalik membelakangi Park Bom dan memandangi telapak tanganku yang tadi bersentuhan dengan tangan Bom.

Halus. Putih. Pikir ku sambil melirik sesekali ke arah Bom yang sedang melihat-lihat dapurku. Mencari alat-alat untuk memasak makan malam. Atau bisa kubilang makan subuh? 

"Kau tidak pernah pergi belanja, hah? Apa pembantu mu tidak pergi belanja?" Bom mengangkat dan mengamati botol wine yang tadi ku keluarkan, lupa ku kembalikan ke tempatnya.

"Aku tinggal disini sendirian, tidak ada pembantu. Belanja? Aku biasa makan di luar. Lagipula aku jarang dirumah." Aku memajang wajah stay cool ku.

"Hm." Bom menengadahkan kepalanya menghadap langit-langit. Lalu mengambil beberapa telur dari dalam kulkas ku. Juga sayur-sayuran seadanya yang ada didalam kulkasku.

"Ya, kau mau apa?" Aku mengeluarkan pertanyaan bodoh.

"Kau melihatku ingin apa?"

"M-Maksudku masak apa?" Aku berusaha bersikap tetap tenang.

"Omelette sayur." Bom mengocok-ngocok telur di sebuah mangkok besar lalu memasukan sayur-sayuran yang sudah dipotong-potong kecil olehnya.

Aku duduk di meja makan meminum wine ku sambil sesekali melihat Bom yang sedang memasak dengan serius di dapur. Aku bisa mencium wangi telur yang membuat perutku yang kosong semakin lapar.

"Makanlah." Bom membawakan sepiring omelette sayur yang sangat menggugah seleraku.

"Wae? Ku pikir kau tidak suka denganku, nyatanya kau masih mau memasak untukku." Jawabku ceplas ceplos memotong omelette dipiringku menjadi 2 bagian.

"Kalau tidak mau yasudah." Bom menarik piringku.

"Y-Ya!" Aku menahan piring ku. Bom tertawa kecil dan duduk di hadapanku, mulai memakan suapan pertama omelette nya.

"Aku juga bingung kenapa aku memasak untukmu. Mungkin karena...... Aku wa-ni-ta-mu?" Bom menekan nada bicaranya seakan-akan menyindirku.

"M-M-Mwo? Oh, n-ne. Kau memang wanitaku. K-Kau sudah kalah taruhan jadi kau wanitaku." Aku memantapkan nada bicaraku.

"Hah, kau hanya beruntung mengalahkanku." Bom memakan omelette nya lagi.

"Beruntung? Ah, akui saja kalau aku memang lebih hebat darimu."

"Ani. Kau biasa saja."

"Y-Ya....!" Aku yang sedang salah tingkah membuat gerakan yang membuat gelas wine ku jatuh dan pecah ke lantai. 

"Aigo." Aku beranjak dari kursi ku dan berjongkok memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai satu per satu.

"Ceroboh." Bom juga ikut berjongkok di hadapanku membantuku memungut pecahan beling satu per satu.

"Ya, kau makan saja. Nanti jari mu kena pecahan beling." Aku memunguti beling di tangan Bom satu per satu.

"Heiss aku bukan anak kecil lagi."

"Andwe."

"Sudahlah aku hanya membantumu."

"Andwe. Kemarikan belingnya."

"Ani." Bom tetap memunguti pecahan beling di lantai.

"Heiss....!" Sesaat aku dan Bom saling berebutan beling, aku berusaha merebut beling ditangannya tapi Bom tidak mau menyerahkan beling yang ada di tangannya kepadaku.

Kaki Bom terpeleset oleh wine yang tumpah ke lantai tadi, membuatnya hampir terjatuh. Aku menangkap pundaknya dengan lenganku. Bodohnya, Bom menekan telapak tangan kanannya di atas pecahan beling saat ingin terjatuh. 

"Aw!!" Bom mengangkat tangannya, beberapa buah beling kecil tertancap di telapak tangan Bom.

"Kan sudah kubilang aku saja. Kau ini kenapa keras kepala." Aku membantunya berdiri dan meminta nya duduk di ruang tengah.

Aku berlari mengambil kotak P3K yang ada di dekat kamar mandi dan kembali berlari menghampiri Bom.

"Sini." Aku meraih telapak tangan Bom.

"Tahan." Aku mencabut satu per satu beling kecil yang menancap di telapak tangan Bom. Setelah semua tercabut aku membersihkan darah nya dan mengobatinya.

"A-A-Ah pelan-pelan sedikit!"

"Ini sudah pelan, kau mau aku pelan seperti apa lagi."

"A-Aw!"

Aku melilit telapak tangan Bom dengan perban lalu merekatkan perban itu dengan hansaplast. Aku merapikan kotak P3K yang ada dipangkuanku dan beranjak berdiri berjalan meninggalkan Bom sembari menghela nafas.

"Ya, Seunghyun."

"Hm?" Aku membalikan badanku.

"Thankyou."

Aku menahan senyum yang rasanya ingin meloncat keluar saat Bom berterima-kasih padaku, "Thankyou too."

"Mwo? Untuk apa?"

"Thankyou for thanking me." Aku kembali berjalan meninggalkan Park Bom, menyembunyikan senyum yang tidak bisa kutahan lagi.

"Ah, and thankyou.... For being my girl." Aku tersenyum kepada Bom lalu melangkahkan kaki ku dengan cepat meninggalkan Bom.

"Ya aku bukan wanita mu sungguhan kan?!" Bom berlari mengejarku.

Aku hanya melipat bibirku, terus tersenyum saat Bom terus-terusan mendesakku.

"Ne, kau bukan wanitaku sungguhan. Tapi kau pasti akan jadi wanitaku sungguhan." Ucapku dengan senyum yang lebih lebar berjalan melewati nya.

"Ya.... Kau ini PD sekali... Jangan-jangan kau yang sudah menyukai ku sungguhan..." Suara nya kembali berat, Bom melipat tangannya dan berdiri didepanku. Tersenyum nakal.

Menyukainya? Apa aku menyukai nya? Nahhh mana mungkin aku hanya ingin mempermainkannya. Tapi......

"Mwo? Menyukaimu? Bukannya kau yang menyukai ku?" Aku membalas senyum nakal Bom dengan senyum yang tidak kalah nakal.

"Fine. Kau mau aku jadi wanitamu, aku jadi wanitamu. Kita lihat siapa yang lebih dulu jatuh cinta, dia yang kalah."


"Kalau kau menang aku akan mengikuti kemauanmu. Kalau aku menang kau harus mengikuti kemauan ku."


Aku terdiam sejenak mendengar tantangan dari Park Bom.


"Wae? Kau takut Seunghyun-ah? Akan jatuh cinta denganku?"


"Mwo? Ani kau yang akan jatuh cinta duluan kepadaku." Aku melipat kedua tanganku.


"Jinja? Kita lihat nanti."

"Fine barbie." Aku lagi-lagi tersenyum dan meninggalkan Bom.

Wanita ini memang berbeda, sangat berbeda dengan wanita-wanita lain yang biasa mengejar-ngejarku. Aku terima tantanganmu Bom, let's play barbie.

to be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar