7/27/2011

I'M NOT YOUR BARBIE [PART 5]

TITLE: I'M NOT YOUR BARBIE [PART 5]
AUTHOR: Jivon / @jivoncornelia
CAST: Find it yourself;)
GENRE: Romance
RATING: G



Still Park Bom's POV

"M-Mwo?!" Tanyaku setengah membentak.

"Mwo? Mwo wae?"

"Mwo?! Kau bilang apa tadi?!" Aku memegang bibirku yang tadi dicium Seunghyun sambil membentaknya, membuka mataku lebar-lebar.

"Kau sekarang kekasihku. Sung-gu-han."

"NO! Aku tidak mau!"

Aku beranjak pergi dari tempat Seunghyun berada, mendorong motorku dengan rasa emosi yang masih meluap-luap di kepalaku.

"Bom-ah."

"NO." Aku tidak memberinya kesempatan meneruskan kalimatnya.

"Ayolah beri aku ke-"

"NO WAY."

"Aku mau kau jadi ke-"

"TALK TO MY HAND." Aku mengangkat 'high-five' ku dan mengarahkannya tepat di depan wajah Seunghyun. Hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya.

"Memangnya kau pikir kau siapa? Se enaknya meminta ku jadi kekasihmu. NO!" Bentakku setengah menghela nafas kesal.

Aku kembali mendorong motorku dan naik ke atasnya. Hendak meninggalkan pria kurang ajar yang tidak tau aturan dan brengsek ini.

"Ya kenapa kau mengacuhkan ku?!" Teriaknya. Aku tidak menjawabnya, aku tetap berkonsentrasi dengan motorku, menyalakan mesin motorku.

"Kau cemburu kan?!" Teriaknya lagi. Kali ini ucapannya berhasil mendapatkan perhatianku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Seunghyun yang sedang memasang wajah serius nya.

"Kau bilang apa barusan?" Kataku dingin.

"Kau cemburu kan?"

DEG! Apa aku benar-benar cemburu dengan si brengsek ini? Mana mungkin! Tapi...... 

"Untuk apa aku cemburu denganmu? Who are you?" Balasku dingin.

"Fine. Fine." Seunghyun memajang senyum kecil di wajahnya sembari berjalan menghampiriku. 

"HP mu." Seunghyun mengulurkan tangannya.

"Untuk apa?"

"Cepat." 

Aku mengeluarkan HP ku dan memberikannya kepada Seunghyun. Ia rupa-rupanya memasukan nomor HP nya. Ia mengembalikan HP ku, dan what the...

Yeobo<3

Apa-apaan ini, gumamku melemparkan tatapan 'iuh' ku ke arahnya. 

"Untuk apa nomor mu?"

"Kau pasti akan membutuhkan bantuanku." Ia berjalan ke arah motornya.

"Hah.." Aku menghela nafasku. "Kenapa aku harus meminta bantuanmu?"

"Wae?" Ia melipat bibirnya berpikir sejenak, "Karena aku ini pacarmu."

Belum sempat aku menjawab Seunghyun sudah meninggalkanku. Aku mengacak-acak rambutku sembari menghela nafas kesal. Menatap Seunghyun yang berjalan semakin jauh dariku.

Aku pasti membutuhkan bantuanmu? Please, I'm not a kid Seunghyun. Gumamku dalam hati kembali meng-gas motorku dengan kecepatan yang cukup tinggi.

***

Bom's Apart.

Aku merebahkan diriku ke atas ranjang empuk ku. Jemariku memijit-mijit kepalaku pelan.

Drrttt.. Drrttt....

HPku yang ada di samping telingaku bergetar membuat mataku yang terpejam terbuka sesaat. Tanganku meraih HP ku dan mengangkat telpon masuk yang ternyata dari..... Eommaku.

"Ne eomma. Wae?"

"Bom-ah. Kau ingat janji mu padaku bulan lalu?"

"Janji?" Aku bangkit dari posisi tidurku, duduk di atas ranjangku.

"Kau bilang akan membawa calon suami mu besok kan? Kau tidak lupa kan?"

"Mwo?!" Aku memutar otakku mencoba mengingat janji ku kepada eomma ku.

Oh..... Ya, benar.... Aku berjanji akan membawa calon suami ku dan mengenalkannya kepada eomma ku. Kalau tidak aku akan dijodohkan dengan calon yang dipilih eomma. Damn...

"Oh, eomma tentu saja aku ingat. Mana mungkin aku lupa aigo." Aku menjawab sembari tertawa kecil yang sebenarnya adalah tawa yang ku buat-buat.

"Ne. Eomma ingin melihatnya besok. Appa juga akan datang dengan eomma. Sampai jumpa besok!"

KLIK. Eomma mematikan telponnya sebelum aku bisa menjawab 1 kata pun. OMO! What should I do? Geezz God! Aku sangat panik.

Kau pasti akan butuh bantuanku.

Kata-kata yang diucapkan Seunghyun padaku tadi terlintas di pikiranku. What the.... Apa si pabo itu bisa meramalku?! Aku yang belum bisa berpikir panjang mengambil HP ku dan menelpon Seunghyun.

"Ne?" Seunghyun mengangkat telponku dengan cepat.

"Seunghyun-ah! A-"

"Kau butuh bantuanku kan?" Lagi-lagi pembicaraan ku dipotong.

"Ne." Jawabku singkat.

"What can I do for you my beautiful barbie?"

"Damn. I'm not your barbie Seunghyun." Aku terus berceloteh mengenai eomma ku di HP sampai aku mendengar suara seorang wanita yang terdengar tidak asing di telingaku.

"Ya.. Suara siapa itu? Kau sedang bersama wanita lain?!" Aku melompat kecil dari ranjangku.

"Hm. Menurutmu? Kau cemburu?"

"Ani! Sudah aku tunggu kau besok jemput aku!" Aku mematikan HP ku dan melemparnya ke ranjang. Aku mengacak-acak rambutku, aku berlari ke depan cermin dan memegang kedua pipi ku yang memerah setelah menelpon Seunghyun tadi. Damn...


***

Choi Seunghyun's POV

Seperti janjiku kemarin, aku harus menjemput Bom hari ini di apertemennya. Aku suka tertawa kecil kalau mengingat Bom yang keras kepala harus meminta bantuanku. Aku merasa menang 1 point darinya, ingat aku masih dalam permainan dengannya.

TING TONG!

Aku menekan bel pintu apertemen Bom dan menunggu nya keluar. Tidak perlu menunggu lama, Bom keluar dengan penampilannya yang sangat feminim hari itu, membuat ku sedikit terkejut. Well, kaki nya yang panjang dan putih membuat nya tampak semakin cantik. Seperti barbie.

"Noona, kau sangat cantik." Aku memujinya.

"Noona?"

"Ne, bukankah aku memang harus memanggil mu noona?"

"Ani ani tidak hari ini. Hari ini ka-"

"Kau harus memanggil ku Seunghyun oppa dan aku memanggil mu jagiya. Arasso?" Aku memotong pembicaraan Bom dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kedua lenganku mengunci nya sehingga Ia tidak bisa lari dari ku.

"Y-Ya kau mau apa?"

"Panggil aku oppa." Aku menatap mata Bom dalam-dalam. 

"O-"

"Hm?"

"Oppa."

Aku tersenyum lalu melepas kuncian lenganku, aku meraih tangan Bom lalu menggandengnya sampai ke bawah.

"Ya tidak perlu menggadeng ku kan." Bom berusaha melepas tanganku.

"Wae? Bukankah sekarang kau ini pacarku?" Aku tersenyum pada Bom. Harus ku akui wajah Bom kali benar-benar membuat ku terpukau.


***

Park Bom's POV

Seunghyun masih menggandeng tanganku sampai ke lantai bawah apertemenku. Aku tidak melihat motor nya di sekitar apertemenku. Seunghyun menggandeng tanganku sampai ke sebuah mobil hitam yang diparkir tepat di depan gedung apertemenku.

"Kau tidak bawa motormu?" Tanyaku.

"Tidak mungkin aku bertemu calon mertuaku dengan motor kan?" Ia membukakan pintu untukku.

"Ya, ini hanya pura-pura. Arasso?" Aku memperingatinya dengan nada sinisku, masuk ke dalam mobilnya.

"Well, kita lihat saja nanti." Seunghyun menutup pintu mobilnya dan tersenyum, aku bisa melihat nya dari dalam sini.


***

Park Bom's Eomma's house.

Jantungku rasa nya ingin meledak-ledak saat aku sudah sampai di rumah eomma ku. Aku turun dari mobil dan melihat eomma dan appa ku yang sudah menyambutku di depan pintu.

Seunghyun menghampiriku dan merangkul pundakku.

"Kau ingat ya jangan buat kesalahan. Dan kita hanya pura-pura." Aku menekan nada bicaraku.

"Arasso jagiya."

Aku dan Seunghyun memasang senyum di wajah kami dan berjalan menghampiri eomma dan appa ku yang juga tersenyum melihat kami berdua.

"Eomma, appa." Aku mencium pipi mereka berdua.

"Annyeong. Seunghyun imnida." Seunghyun memberi salam pada mereka berdua.

"Ah, Seunghyun-ssi. Annyeong." 

Appa dan eomma ku menyambut Seunghyun dengan ramah. Aku dan Seunghyun masuk ke dalam bersama eomma dan appa ku. Duduk bersama di ruang tengah. Sesaat suasana di ruang tengahku sunyi sepi.

"Ah, Seunghyun oppa. Kau mau makan?" Aku berusaha memperbaiki keadaan, tanganku merangkul lengan Seunghyun.

"Ani jagiya. Gomawo." Seunghyun mengelus-ngelus kepalaku.

Cih, kau mencari kesempatan dalam kesempitan, hah?! Gumamku kesal dalam hati.

"Ah-ha-ha-ha." Aku tertawa terbata-bata dan tersenyum ke arah nya.

"Aigo kalian sangat mesra. Kalian harus cepat-cepat menikah." Kata-kata eomma membuat jantungku semakin ingin meledak rasanya.

"Me-Menikah????" Kataku.

"Sebenarnya aku sudah melamar Bom, kami sudah sepakat untuk menikah. Benar jagiya?"

OH MY GOD. STUPID SEUNGHYUN! IDIOT! Aku memaki-maki Seunghyun di dalam hati ku sambil tetap berusaha tersenyum. Aku bisa melihat senyum di wajah Seunghyun. Senyum yang sangat..... Mematikan.

"Aigo, jinja?" Appa ku juga ikut bicara.

"A-Ah, i-itu... A-Aku...." Aku yang panik mencubit punggung belakang Seunghyun dengan keras.

"N-Ne eomma, appa. Aku dan Seunghyun akan menikah. Ha.. Ha-ha-ha..." Aku tertawa mencubit punggung Seunghyun lebih keras.

Seunghyun menoleh kearahku membuka matanya lebih lebar, seakan-akan meminta ku untuk berhenti mencubitnya.

"Aigo, ada apa yeobo? Muka mu terlihat pucat? Kau sakit? Ingin pulang?" Aku kembali beracting.

"Ani jagiya aku tid-"

"Ah, demam mu kambuh lagi yeobo? Aigo kau sangat keras kepala kemarin tidak mau istirahat." Aku meraba-raba dahi Seunghyun yang sebenarnya tidak apa-apa.

"Eomma, appa, Seunghyun oppa sepertinya sakit. Aku harus membawa nya pulang. Mianhe." Aku berpura-pura menopang Seunghyun dengan tanganku yang masih mencubit punggungnya.

"Ah, ne, ne. Kau harus istirahat Seunghyun-ssi. Pernikahan kalian akan kami yang urus kalian tinggal terima beres." 

Great. Kali ini appa benar-benar ingin membunuh anaknya sendiri. Aku rasanya ingin melompat ke dalam jurang saat itu juga.

"Ah-ha.. Ah-ha-ha... Ne eom-ma... Ap-pa.. Ah-ha-ha." Aku tertawa cukup terbata-bata kali ini.

"Aigo my baby looks happy. Kau senang kita akan menikah jagiya?" Seunghyun seakan-akan membalas perbuatanku tadi.

My baby?! I'll kill you Seunghyun. I promise. Gumamku kesal dalam hati. 

"Tentu saja senang yeobo. Ha-ha-ha.." Aku menginjak kaki Seunghyun dengan heels ku saat eomma dan appa ku sedang sibuk berbicara.

"Aw!"

"Aigo! Wae yeobo? Kepala mu benar-benar sakit ya? Ne, ne ayo kita pulang." Aku berpamitan dengan eomma dan appa ku.

Aku dengan cepat menarik lengan Seunghyun ke dalam mobil. Aku menyenderkan kepalaku saat sudah berada didalam mobilku, keadaan semakin kacau.

"YA PABO!" Teriakku.
"APA-APAAN KAU INI?!"

"Wae? Aku hanya membantumu." Seunghyun tersenyum sembari menyetir mobilnya.

"K-Kau.. Masih bisa memberikan ku senyum mu itu... Aigo!" Aku membenturkan kepalaku ke kaca mobil Seunghyun.

"Daripada kau harus menikah dengan orang lain. Lebih baik dengan ku kan? Lagipula hanya berpura-pura kan?"

Aku memjiit-mijit dahi ku dengan jemariku. Rasanya kalau tidak dilarang aku ingin membunuh pria yang ada disampingku ini.

"FINE! Kita menikah tapi INGAT! Kita hanya pura-pura! Jangan sampai ada yang tau! Hanya PU-RA PU-RA! Arasso?!!"

"Ne, ne jagiya."

"Stop memanggil ku jagiya. Kau hanya boleh memanggil ku jagiya didepan orang lain." Aku memperingatinya, masih memijit-mijit kepalaku.

"Arasso jagiya."

"Ya! Jangan panggil aku jagiya!" Jeritku penuh rasa depresi kali ini.

"Wae jagiya? Saranghe jagiya. Jagiya jagiya jagiya." Seunghyun semakin menjadi-jadi.

"AIGO! God! Bencana apa lagi yang akan terjadi?!"

Seakan-akan Tuhan membalas pertanyaanku, HP bergetar. Panggilan masuk dari eomma ku. Aku mengatur nafasku sebelum mengangkat telponnya.

"Ne, eomma? Ne... Aku sedang bersama Seunghyun oppa."
"Ne arasso eomma aku akan merawat suami ku baik-baik." Aku melemparkan tatapan sinis ku ke arah Seunghyun yang sedang tertawa-tawa mendengarku.

"Hm.."
"MWO?! N-Ne eomma, gomawo."

God! You hate me right?! Jeritku dalam hati membenturkan kepalaku ke kaca mobil Seunghyun berulang kali.

"Wae jagiya?" Suara yang sangat angker bagiku kembali bergeming dari sampingku.


to be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar